"karna aku tak suka jika ada yang berpikir aneh aneh tentang ku" jawab ku berbohong. Padahal aku menjelaskannya karena tak mau eunha salah paham dan mengira bahwa nayeon adalah kekasihku. Aku tak suka eunha menjauhiku.
"lalu kenapa kau memelukku? "tanya eunha padaku polos. Ia masih sedikit sesenggukan.
"karna jika tidak kau akan menghindariku " lagi lagi aku berbohong entah kenapa sulit mengatakan yang sebenarnya.
"ayo masuk kita berdua sudah kebasahan" kataku masih sambil memeluknya. Eunha mengangguk padaku. Aku melepas pelukan ku dan menariknya masuk ke dalam rumah. Kami berdua seperti orang bosoh yang kehujanan padahal ada payung.
Eunha pov
Aku berendam di kamar mandi. Aku mengingat ulang kejadian tadi. Mengingat bahwa baru saja yoongi memelukku. Ahhhh aku adalah gadis yang beruntung.
Tunggu dulu, bukankah sebelumnya nayeon juga memeluk yoongi. Huh! Aku adalah gadis kedua yang beruntung bukan yang pertama. Namun hatiku masih saja berdebar tak karuan. Aku bingung, apa aku sebegitu menyukai yoongi sampai sampai cepat sekali mempercayai kata kata yoongi. Tak apa, pokoknya yang aku syukuri sekarang adalah yoongi tak memiliki kekasih.
Aku selesai mandi. Aku memakai baju tidur yang tebal. Aku kedingin setelah hujan hujanan tadi. Aku mengambil hp ku dan ternyata mati karena low. Aku mengecasnya.
Tak lama dari aku mengecasnya PATS!! Mati lampu. Aku langsung meringkuk di pojok kasur. Aku takut sekali, biasanya jika mati lampu appa akan datang ke kamarku dan menemaniku. Tapi kini appa tak ada.
Aku ingin sekali menelpon appa tapi ponsel ku mati, biasanya jam segini appa menelpon ku. Haruskah aku ke tempat yoongi? Tapi apa dia akan menganggap ku cemen dan lemah? Ah persetan dengan itu semua, aku akan ke kamar yoongi. Aku berjalan ke kamar yoongi dengan kaki gemetar dan mata yang menahan tangis. Aku takut sekali
Yoongi pov
Tok! Tok! Tok! Pintu kamarku terketok."yoongi ini aku eunha" kudengar suara dari luar, itu eunha. Ya jelas saja, memangnya siapa lagi dirumah ini selain kami berdua. Suara eunha tadi terdengar bergetar. Ada apa ia sampai mengetok pintu ku, apa ia ingin belajar lagi.
Aku membuka pintu dan melihat eunha berdiri disana. Kulihat badan nya gemetar dan matanya agak basah.
"yoongi bisakah aku bersama mu sampai lampu hidup?" tanya eunha padaku dengan badan gemetar dan muka yang memohon ketakutan.
Aku yang melihat nya begitu langsung memegang tangan nya hendak menariknya masuk, kurasakan tangannya sangat dingin. Aku percaya bahwa ia benar benar ketakutan.Eunha duduk di kursi kamarku sedangkan aku duduk di atas kasur sambil bermain laptop ku. Lama tak ada percakapan di antara kami.
"apa kau itu anak sd sampai sampai mati lampu saja takut?" kataku datar membuka percakapan tanpa melihat eunha dan tetap memandang laptop ku.
"ah maaf, aku takut gelap. Kalau aku mengganggu mu anggap saja aku tak ada" jawab eunha dengan nada bersalah.
"dasar bodoh, bagaimana bisa aku menganggap mu tak ada jika jelas jelas kau ada di hadapan ku" kata ku tajam. Eunha hanya diam dan cemberut mendengarnya. Ia sangat imut.
"yoongi bolehkan aku bertanya? Terserah kau mau menjawab atau tidak. Aku hanya ingin tahu, tapi kalau pertanyaan ini mengganggumu tak usah di jawab" kata eunha panjang.
"mengapa bertele tele sekali? Cepat saja tanyakan" kataku.
"hmmm.... siapa wanita yang pertama kali masuk ke kamar mu?" tanya eunha ragu. Astaga dia masih benar benar memikirkan kata kataku kemarin.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY HOMEMATE
FanfictionYoongi si cowok super pintar harus tinggal bersama eunha si cewek bodoh?