"yoongi... aku hanya ingin bertemu yoongi... Kumohon" ucap eunha susah payah karena terisak. Petugas itu menatap eunha iba, tak tega melihat gadis yang putus asa didepannya. Kebisingan disekitarnya masih tetap sama, masih banyak orang yang mencoba meredakan api itu. Tapi yang eunha ingin hanya yoongi, ia hanya ingin melihat wajah orang yang sejak dulu jadi dunianya.Eunha mendongak melihat petugas yang menatap nya iba. Petugas itu tak lagi menahan eunha untuk berlari. Melihat kelengahan itu eunha berdiri secepat kilat dengan sisa tenaganya dan air mata nya yang masih mengalir. Ia kembali berlari, mencoba menerobos kobaran api itu. Terlebih lagi saat ia melihat korban korban yang sudah berhasil di keluarkan dari luar sana, otak nya makin kalut.
Namun lagi lagi tarikan di tangan nya menghentikan gerakan nya. Kali ini lebih keras lagi. Ia tertarik lagi kebelakang menjauhi gedung terbakar itu.
"nona tenang nona, mohon jangan membuat kerusuhan" petugas itu lagi. Eunha tetapi menangis sambil mencoba terlepas dari cekalan petugas itu. Tapi yang ada ia malah makin menjauh, tenaganya jelas kalah kuat. Eunha kembali terduduk. Dengan lemas tapi petugas itu tetap waspada.
"kumohon pak,bahkan jika aku mati di dalam aku tak kan menuntut apapun" ucap eunhla lemah. Pakaian nya sudah kotor.
"tidak nona, itu berbahaya" petugas itu menolak mentah mentah.
"justru karena itu. Karena itu berbahaya, makanya... makanyaa aku ingin memastikan ia baik baik saja. Aku ingin memastikan ia tak dalam bahaya" jelas eunha dengan sesenggukan.
"aku ingin ia baik baik saja" lanjut eunha lemah.
"nona sebaik nya tunggu di tempat yang aman. Nanti kabar selanjutnya akan saya kabarkan secepat mungkin" petugas itu membujuk. Eunha menggeleng cepat.
"aku ingin disini. Aku ingin bertemu dia. Kumohon izinkan aku masuk" eunha memohon sekali lagi. Air matanya sejak tadi tak berhenti.
"aku...aku telah melakukan kesalahan. Aku egois" eunha memukul dadanya yang terasa sesak.
"aku ingin bertemu yoongi" ucap eunha penuh air mata.
"yoongi... " ucap eunha lalu menangis seperti anak kecil mencari ibunya membuat petugas itu bingung sendiri mengatasinya.
"yoongiiii... " eunha terus memanggil nama yoongi selagi menangis. Petugas itu bahkan bingung harus bagaimana. Gadis di depannya terlihat seperti anak kecil yang hilang di tengah keramaian. Meskipun begitu ia sangat iba melihatnya.
"yoongiii... " eunha merapalkan nama nya lagi sambil menangis bak anak kecil.
"eunha? " panggil seseorang. Suara itu menginstrupsi telinga eunha membuat eunha sedikit mereda. Jelas ia tahu suara itu. Itu suara orang yang sejak tadi di carinya. Suara orang yang sejak dulu menjadi dunianya.
Eunha menengok ke arah suara. Menemukan yoongi dengan kemeja putihnya yang terlihat agak kotor. Lengan bajunya di gulung asal sampai siku. Tangan kanan nya memegang ember yang habis dipakai untuk mengambil air untuk membantu memadamkan api. Matanya menatap eunha dan menelitinya dengan khawatir.
"yoongi! " panggil eunha setengah berteriak lalu berlari kearah yoongi. Langsung menghambur kepelukan lelaki itu. Tangis nya makin kencang membuat yoongi bingung. Ember di tangan nya terlepas ,tangannya di pakai untuk merengkuh gadis dalam pelukannya.
"yoongi... " eunha terus merapalkan namanya dalam pelukannya. Petugas tadi menghembuskan nafas lega.
"ku ku kup kupikir yoongi di dalam" jelas eunha sesenggukan.
"kupikir yoongi tak s se selamaat" jelas eunha lagi. Yoongi menghela nafas lega, ia tahu alasan eunha menangis sekarang. Ia sangat khawatir tadi melihat eunha dengan kondisi menangis dan terduduk. Ia pikir sesuatu yang buruk telah terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY HOMEMATE
FanfictionYoongi si cowok super pintar harus tinggal bersama eunha si cewek bodoh?