Chapter 39 - Perasaan

611 60 0
                                    

Eunha meringkuk di dalam selimut nya. Setelah kejadian tadi, ia pulang dengan menggunakan bus. Ia menolak ajakan yoongi untuk pulang bersama. Ia tak ingin satu mobil dengan yoongi.

Eunha menghapus air matanya yang berhasil lolos dengan tangannya. Ya, sejak tadi di bawah selimut ia menangis, sebisa mungkin tanpa mengeluarkan suara. Ia tak mau terlihat menyedihkan. Cukup tadi ia merasa sangat menyedihkan.

Perlahan tangan eunha menggapai ponselnya. Dicarinya salah satu kontak disana. Segera di telponnya orang tersebut.

"halo?" suara di sebrang sana menjawab panggilannya.

"yerinn..." ucap eunha dengan suara bergetar.

"eunha? Kau kenapa?" tanya yerin heran mendengar suara eunha bergetar dan serak.

"yerin..." ucap eunha lagi dengan suara makin serak.

Tak ada jawaban. Yerin masih menunggu eunha melanjutkan kata katanya.

"yerin, bolehkan aku menginap di rumah mu selama seminggu dimulai dari besok?" lanjut eunha membuat yerin makin bingung.

"tunggu dulu, eunha kau kenapa?" yerin benar benar bingung sekarang. Bukannya menjawab eunha malah menangis terisak. Tentu saja yerin bingung mendengar nya. Yerin yakin, sesuatu telah terjadi antara yoongi dan eunha.

"eh? Kenapa menangis? Sudah sudah jika memang belum bisa cerita jangan di paksakan" ucap yerin menenangkan eunha, walaupun dirinya sendiri tak bisa tenang.

"masalah menginap, kau boleh menginap di rumah ku. Kebetulan orang tua ku sedang pergi selama 2 minggu" ujar yerin.

"hmm, gumawo" ucap eunha masih sessenggukan. Tanpa menunggu jawaban dari yerin eunha langsung memutuskan sambungan teleponnya.

Yoongi terduduk di belakang pintunya. Masih mencerna kejadian yang barusan terjadi. Yoongi mengacak rambut nya frustasi. Bayang bayang wajah eunha tadi masih teringat jelas di memori nya.
Ia harus menyelesaikan masalah ini segera. Harus.

Yoongi menatap jalanan malam ini dengan tatapan kosong. Pikirannya masih terpaku dengan kejadian tadi. Kata kata eunha terus berputar di kepalanya. Bukan. Bukannya ia ingin membohongi eunha, ia hanya ingin menutupi masalah ini hingga masalah ini terselesaikan oleh nya. Namun ternyata takdir berkata lain.

Jujur, ini pertama kalinya ia memiliki kekasih, baru kali ini iya membuka hatinya untuk orang lain. Ya, eunha gadis pertama yang meluluhkannya. Ia bahkan tak pernah terpikir akan ada gadis lain yang meluluhkannya.

🌞🌞🌞

Pagi ini pagi pagi sekali eunha sudah menggeret koper nya yang besar. Ia berjalan perlahan berharap yoongi tidak menyadari kepergiannya.

"kemana?" suara yang terdengar dingin terdengar dari belakan punggung eunha, membuat eunha menghentikan langkah nya spontan. Eunha masih membeku belum berani membalikkan badannya menuju sumber suara.

"kemana?" tanya yoongi lagi dengan suara lebih dingin dan terdengar agak meninggi.

Eunha menghembuskan nafasnya. Mengatur senyuman di wajahnya dan berbalik kearah yoongi dengan tersenyum palsu.

"aku harus pergi" ucap eunha masih dengan senyuman. Sedangkan yoongi masih dia dengan tatapan tajam tepat di mata eunha.

"untuk seminggu ini aku menginap dirumah yerin, terimakasih atas bantuannya selama ini" ucap eunha sembari membungkukan badannya.

Tak ada respon dari yoongi, ia masih diam menatap eunha tajam. Tiba tiba yoongi menarik koper eunha membuat eunha kaget dan terheran.

"tak ada pergi pergian" ucap yoongi tanpa menatap eunha dan menarik koper eunha menuju atas. Eunha terperangah dengan sikap yoongi dan berlari mengejar yoongi, lebih tepat nya kopernya. Tangannya menggapai tangan yoongi dan menghentikan nya.

MY HOMEMATE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang