Yoongi terus menarik eunha menjauhi keramaian,mata nya masih menunjukan sorot tajam yang lebih dari biasanya. Tak ada pemberontakan dari eunha sama sekali, ia tetap mengikuti tarikan yoongi.
Ia tahu, hal ini pasti terjadi.Yoongi menuju parkiran yang sepi, berdiri tepat di samping aventador nya. Langkah nya terhenti. Di tariknya Eunha agar menghadap ke arah nya, nafas nya sedikit memburu. Tatapan nya tajam melekat krpada gadis yang lebih pendek darinya. Senyuman eunha masih belum lepas dari bibirnya. Seakan akan tak pernah terjadi apapun diantara mereka, membuat Yoongi semakin emosi. Meninggalkannya selama 3 tahun itu bukan hal biasa.
"yoongi ada apa? " tanya Eunha masih dengan senyuman kecil di bibirnya.
"Jelaskan " yoongi langsung to the point. Eunha menghela nafas sebentar. Tatapan nya agak menurun, tak membalas tatapan mata Yoongi, namun senyuman itu masih ada.
"Aku minta maaf" eunha buka suara sambil menatap kancing baju Yoongi yang kini berada tepat di depannya.
"aku minta maaf, karena sudah berburuk sangka pada yoongi. Aku benar benar tak tahu jika paman sakit dan masuk rumah sakit, dan semua itu mengharuskan Yoongi mengambil alih perusahaan" Eunha berbicara dengan tenang dan yoongi masih tetap menyimak.
"Yoongi harus bertunangan dengan momo..." eunha memberi jeda, dan memaksa senyuman itu agar tetap berada si bibirnya.
"demi perusahaan, aku tidak tahu. Yoongi pasti memiliki banyak tekanan saat itu, aku tidak tahu" eunha masih terus bicara.
"aku minta maaf" ujar Eunha. Pandangan nya terangkat, membalas tatapan yoongi yang sejak tadi menghujam nya, eunha membalasnya dengan tersenyum. Lalu menunduk lagi menatap kancing kancing baju di depannya.
"tapi,memangnya itu semua salah ku tidak mengetahuinya? " Eunha sedikit melebarkan senyuman nya.
"sejak awal, yoongi tak pernah mau terbuka. Haruskah aku minta maaf karena itu juga? " eunha menjilat bibirnya, lalu mengembalikan senyumannya.
"baiklah, aku minta maaf" eunha mengangguk kecil.
"kau bicara dengan siapa? Dengan kancing bajuku? Jika bicara tatap mata orang nya" cerca yoongi pada eunha yang sejak tadi enggan membalas tatapannya. Eunha hanya menelan ludah tanpa membalas tatapan mata yoongi.
Perlahan wajah nya terangkat. Menampilkan senyum lebar ke arah yoongi yang menatap nya tajam.
"sudah kan? Aku pergi dulu" eunha berjalan pergi, tapi dengan cepat tangan nya di tarik yoongi dan mengembalikan nya di posisi semula.
"kau pikir sesederhana itu? Pergi 3 tahun tanpa kabar apapun sesederhana itu?" wajah yoongi menunjukkan raut tak menyenangkan.
"kau senang? Kau puas? Senang bisa lari diam diam heh? " eunha makin terpojok. Senyuman nya hilang sudah.
"aku... " eunha bersuara dengan tegar.
"aku ingin bebas " ujar eunha lirih sambil menatap sendu ke arah Yoongi.
"aku ingin cari kebahagiaan ku sendiri. Aku lelah mengejar terus, aku ingin dikejar. Aku lelah mencintai terus, aku ingin dicintai. Aku ingin sesekali terlihat berharga" cairan bening itu akhirnya lolos dari mata eunha.
"aku tak ingin terus terpaku di tempat. Aku ingin melupakan semuanya. Sebelum aku di lukai lagi dan lagi, aku memilih menghindar. Aku lelah yoongi, aku lelah. Aku, mungkin sudah mencapai batas ku" yoongi masih memandang eunha yang kini menangis sambil menatapnya.
"yoongi pikir, aku tak hancur saat itu? Aku sudah memperjuangkan hubungan semampuku. Tapi tunangan? Tiba tiba? Bahkan disaat aku dan yoongi masih dalam suatu hubungan yang sangat ku dambakan?" eunha mengatur nafas nya yang sedikit sesak karena menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY HOMEMATE
FanfictionYoongi si cowok super pintar harus tinggal bersama eunha si cewek bodoh?