Chapter 16 - Nomer Dua

662 59 0
                                    

"baiklah kami pergi" ucap eunha mulai melangkah kan kaki hendak meninggalkan mereka.

"kami akan menyelesaikan ini segera, setelah itu kami akan membantu kalian" ucap yoongi sambil menahan tangan eunha. Eunha menatap mata yoongi tajam merasa di nomer duakan oleh laki laki didepannya.

"benar, kami akan membantu kalian, tunggu saja oke" kata taehyung menimpali omongan temannya dan menatap yerin penuh harap, namun ekspresi wajah yerin masih tetap dan tak berubah.

"terserah" jawab eunha dingin, tajam sambil melepaskan tangan yoongi dari tangannya, mampu menusuk hati yoongi dan taehyung yang mendengarnya.

"ayo yerin" ajak eunha pada sahabat nya. Yerin langsung mengangguk dan memberikan tatapan tajam pada taehyung sebelum pergi meninggalkan mereka. Yoongi hanya menghembuskan nafas kasar melihat kelakuan eunha, baru saja tadi eunha bersikap biasa namun sekarang sudah timbul masalah lagi.

"taehyung yoongi ayo kita mendirikan tenda" ucap jihyo memecahkan keheningan sekaligus membuyarkan lamunan yoongi dan taehyung. Yoongi hanya berjalan menuju tenda neyeon dan jihyo tanpa melirik dua gadis itu, ia mengacuhkan mereka. Sedangkan taehyung hanya melempar tatapan kesal ke 2 gadis centil itu.

Eunha pov
Aku meninggal yoongi dan nayeon dengan langkah cepat karena kesal. Bisa bisanya yoongi bersikap seperti itu disaat dia sedang berpura pura menjadi pacarku. Apa dia memang tak punya rasa padaku? Apa dia ingin mempermainkan ku? Ini belum 24 jam namun yoongi sudah membuatku kesal lebih dari 2 kali.

Aku melirik yerin yang terlihat sedang mengatur nafas nya yang tak beraturan karena kesal.

"bagaimana nasib kita?" tanyaku pada yerin sambil melihat tenda yang belum berbentuk sama sekali.

"argh molla, kurasa tenda kita memiliki kelainan. Mereka terlahir cacat, buktinya tenda milik orang mudah di dirikan namun mengapa milik kita tidak" jawab yerin yang malah mengoceh.

"ada masalah apa?" tanya seseorang, namun itu jelas bukan suara yerin. Itu suara laki laki. Aku dan yerin langsung menoleh keasal suara. Terlihat bobby dan joshua yang sedang menatap kami dengan senyum ramah.

"ah ini, tenda kami belum berbentuk sama sekali" jawab ku dengan senyum meringis sambil menggaruk tengkuk ku yang sebenarnya tidak gatal.

"ada apa ini? Apa kalian akan menjadi penyelamat kami?" tanya yerin penuh harap pada joshua dan bobby. Aish anak ini sepertinya benar benar sudah tak punya malu lagi.
Mendengar pentanyaan yerin bobby dan joshua langsung tertawa lucu akan tingkah yerin.

"tentu saja kami akan menolong" jawab joshua dengan senyum manis di wajah nya.

"baiklah sini kami tolong" jawab bobby ramah.

"aaaaah gumawo" jawab ku dan yerin serempak. Joshua dan bobby pun langsung membantu kami mendirikan tenda, ya walau sebenarnya sih hanya mereka berdua yang bekerja sedangkan aku dan yerin hanya menonton pekerjaan mereka.

Tak butuh waktu lama tenda kami yang sudah di cap yerin sebagai tenda cacat itu pun selesai dan berdiri kokoh. Bobby dan joshua memang sungguh baik hati. Joshua dan bobby langsung mendekati kami berdua yang sejak tadi hanya menonton dengan manis. Kulihat mereka berdua berkeringat di dahi, sungguh membuat ku merasa tak enak.

Aku dan yerin langsung mengambil air mineral dan memberikan nya kepada mereka berdua, ya hanya sebagai formalitas.

"ini, kau terlihat berkeringat" ucap ku pada bobby sambil menyodorkan air minum. Bobby hanya membalasnya dengan anggukan dan senyuman.

"ini joshua, maaf sudah merepotkan mu di hari pertama kita kenal ini" kata yerin ramah pada joshua.

"tidak apa apa, jika kalian butuh bantuan lagi jangan segan segan minta tolong pada kami" jawab joshua tak kalah ramah.

MY HOMEMATE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang