Chapter 38- Melepas

672 61 3
                                    

jadi, kapan pertunangan mu dan momo akan di laksanakan?" eunha berhenti. Eunha berhenti melangkah kan kaki nya mendengar kalimat barusan. Kalimat yang keluar dari mulut pria yang sepertinya adalah papa momo. Eunha membeku. Keadaan restoran yang tenang membuat eunha mau tak mau bisa mendengar percakapan mereka bahkan dari tempatnya saat ini.

Eunha menatap kearah yoongi yang tak menyadari keberadaan nya saat ini. Eunha tak ingin mempercayai kalimat yang didengar nya barusan. Ia sungguh tak mau.

Langkah eunha yang awal nya menuju meja di mana tempet 3 orang itu sekarang makan malam, kini berganti arah menuju sebuat tiang pilar besar. Ia bersembunyi di balik pilar itu, berusaha mendengar lebih lanjut pembicaraan 3 orang itu.

"aku mengikut keputusan yoongi saja pa" ucap momo merespon.

"hmm, jadi bagaimana yoongi? " tanya papa momo pada yoongi. Eunha meremas tangan nya, ia gugup menantikan respon yoongi.

"aku tidak ingin pertunangan di adakan terlalu cepat tuan joe, setidaknya 2 bulan lagi" sahut yoongi. Mata eunha sudah berkaca kaca. Tatapan nya kosong kedepan, bahu nya merosot. Dadanya sesak mendengar jawaban barusan. 2 bulan? 2 bulan lagi yoongi akan bertunangan? Lalu dirinya ini apa? Boneka hiasan?

Kaki eunha dengan lemas melangkah keluar. Ia tak sanggup, tak ingin lagi mendengar pembicaraan ini lebih lanjut. Cukup. Hatinya sudah cukup hancur. Ia tak ingin hatinya lebih hancur lagi dari pada ini.
Langkah gontai eunha berhenti di depan restoran. Kini ia sudah keluar dari restoran tempat ia memecah kan hatinya tadi. Eunha kepinggiran restoran itu, mencari tempat untuk mendudukan dirinya yang tak sanggup berdiri. Hingga akhir nya ia duduk di semen pinggiran restoran itu.

Eunha melirik ponsel yang sejak tadi ada di genggamannya. Satu tetes air mata yang sejak tadi di tahan nya meluncur bebas di pipi mulusnya. Eunha membenamkan wajahnya di lutut nya yang di tekuk. Membiarkan air matanya meluncur lebih banyak lagi.

"h ha harus nya a a aku tak perlu me mengantar ponsel iniii... " eunha berbicara pada dirinya sendiri dengan susah payah karena sesenggukan.

"aku tak i ingin dengar y yang tadi. Aku tak ingiiinnn... " eunha berguman di sela sela tangisannya yang makin pecah. Dada nya sesak. Ia merasa sangat bodoh sekarang.

Pikiran pikiran mulai muncuk di benak eunha sekarang. Eunha mencoba berpositif thinking.

'Bagaimana jika tadi aku salah dengar? '

'Yoongi masih mencintaiku kan? '

'Yoongi waktu itu bilang 'jika menguping itu sampai akhir' pasti aku hanya salah paham kan? '

'Yoongi bisa menjelaskan semuanya pada ku kan?'

'Yoongi tidak menyukai momo kan? '

'yoongii... Tak mungkin bertunangan kan?'

Eunha benar benar mencoba berpositif thinking. Ia tak mau dan tak bisa menerima fakta yang barusa di dengar nya. Ia ingin penjelasan yang jelas dari yoongi. Ia yakin ini semua hanya salah paham.

'aku akan menunggu yoongi disini' batin eunha.

Eunha menggosokan kedua tangan nya. Udara malam ini sangat dingin. Tapi eunha tak ingin beralih dari situ. Ia tak ingin salah paham untuk kedua kalinya, ia harus mengetahui apa yang terjadi sejelas jelas nya.

MY HOMEMATE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang