Chapter 7 - Pilihan Tepat?

800 72 0
                                    

Yoongi makin mendekatkan wajah nya dengan ku di iringi senyum miring. Jantungku mulai tak karuan. Haruskah aku menutup mata? Oke aku akan menutup mata.

Lama. Tak ada yang terjadi. Aku membuka mata secara perlahan mengecek apa yang terjadi. Kulihat yoongi hanga menatap ku dengan smirk nya.

"apa kau berharap aku menciummu?" tanyanya.

"ti ti tidakkk, aku hanyaaa..... Ah sudahlah aku ingin turun" aku salah tingkah sambil mendorong yoongi dan turun dari mobil. Kurasakan muka ku panas.

***

Aku kesekolah pagi ini. Tetapi aku pergi menaiki bus. Aku masih merasa canggung dengan apa yang terjadi kemarin.

Yerin menyambutku dengan semangat. Yah, memang selalu seperti itu.

"ah eunha-ya kau mau ikut dengan ku nanti?" tanyanya.

"kemana?"

"hmm pergi ke kencan buta! Aku ditawarkan teman ku, apa kau tartarik?"

"ah kencan buta? Untuk apa melakukan hal konyol seperti itu?"

"ayolaaaaaahhhhh lagi pula kau harus memiliki pacar bukan? Jangan hanya terus menunggu yoongi, bukankah kau harus tunjukan padanya bahwa kau bisa tanpa dia? Lagi pula jika kau punya pacar fans fans yoongi itu tak kan mengganggu mu lagi bukan?" yerin meyakinkan ku.

Aku bepikir sejenak. Mungkin kata kata yerin ada benar nya juga.

"oh baiklah" jawabku memutuskan.

"iya aku harus tunjukan pada yoongi yang selalu mempermainkan ku itu bahwa aku bisa tanpa dia walaupun sebenarnya aku tidak bisa mencintai laki laki lain selain dia" batin ku.

Sepulang sekolah yerin langsung menggaet ku ke halte. Ya kami berdua akan langsung pergi ketempat kencan buta. Sebenarnya aku sangat tidak tertarik, namun mau bagaimna lagi, aku harus berusaha melupakan yoongi.

Yoongi pov

Sudah jam 07.00 malam namun eunha belum juga pulang. Itu sangat menggangu pikiran ku. Aku ingin menelpon nya namun kusadari aku bahkan tak memiliki nomor nya.

Taklama bel pintu berbunyi.
Aku berjalan ke arah pintu dan membukanya. Ternyata itu adalah eunha.

"dari mana saja" tanya ku sinis. Ia hanya menunduk.

"kencan buta" katanya sambil menerobos masuk. Aku sangat marah mendengarnya.

"aku tak tahu bahwa kau sebegitu bodoh nya sampai melakukan hal hal bodoh seperti itu" kata ku membuat langkah nya terhenti dan berbalik badan.

"ya aku memang bodoh dan kau sangat pintar. Apa kau puas? Lagi pula itu bukan mau ku itu karna mu!" katanya agak membentak.

"karna ku? Maksudmu apa gadis bodoh?"

"aku bosan diperlakukan semena mena oleh fans mu, jika aku punya pacar bukan kah mereka akan berhenti?" kini aku lebih marah dari sebelum nya.

Aku berjalan mendekati gadis itu dia mundur dan kini sudah terpentok dinding. Aku terus mendekati tubuhku ke tubuhnya yang sudah tak bisa mundur lagi karen tembok itu.

Kini wajah kami begitu dekat dan dia hanya tertunduk. Aku menguncinya dengan meletakan tanganku didinding.

"apa kau sebegitunya membutuhkan pacar?" tanyaku pelan namun tajam.

Eunha mengangkat wajah nya dan melihat tepat di mataku.

"iya, kenapa? Apa ada urusannya dengan mu?"

MY HOMEMATE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang