Yoongi memegang dagu eunha dan menariknya keatas agar mata yoongi dapat bertemu dengan mata eunha.
"dengar eunha....."
Yoongi berkata sambil mencoba melembutkan suaranya melihat eunha ketakutan."apa kau tau sebetapa khawatirnya aku tadi? Apa kau tau bahwa aku tadi hampir gila? Bisakah kau tidak membuatku khawatir sehari saja?" yoongi melanjutkan kata katanya.
"maafkan aku yoongi" kata eunha merasa bersalah telah merepotkan yoongi. Yoongi mengembuskan nafas berat
"ayo kembali ketenda, yerin sangat mengkhawatirkan mu" ajak yoongi dan hanya dibalas anggukan dari eunha.
Tapi tak semulus itu ,baru saja eunha melangkah beberapa langkah tiba tiba BUGH!"AKK!" pekik eunha yang kini sudah terjatuh dibelakang yoongi membuat yoongi langsung menengok kebelakangnya mendengar pekikan eunha.
Sedangkan eunha sendiri sedang mengumpat dalam hati nya. Kenapa? Karena lagi lagi ia tersandung oleh akar pohon yang sama seperti saat ia bersama yerin tadi."yak! Gwenchana?" tanya yoongi yang sudah berjongkok di depan eunha. Namun bukannya menjawab eunha malah meringis menahan sakit di pergelangan kaki kanan nya.
"apa kau bisa berjalan?" tanya yoongi lagi setelah bisa membaca situasi melihat eunha meringis menahan sakit.
"se se sepertinya bisa" kata eunha mencoba meyakinkan. Yoongi langsung membantu eunha berdiri.
Namun, baru selangkah eunha mencoba melangkahkan kakinya ia sudah meringis lagi tak bisa menyembunyikan rasa sakit di kakinya.
"sini kulihat" kata yoongi sambil berjongkok di depan eunha sambil memperhatikan kaki eunha. Tak lama yoongi berdiri lagi dan memunggungi eunha. Yoongi menyentuh bagian dekat mata kaki eunha pelan namun eunha segera meringis menahan sakit membuat yoongi langsung menghentikannya.
"naik" titah yoongi dengan singkat.
"hah?" kata eunha bingung tak mengerti.
"naik kepunggungku, kaki mu terkilir, kau takkan bisa berjalan sampai tenda" jelas yoongi.
"t t ta tapi..." kata eunha merasa tak enak
"kecuali kau ingin kita sampai tenda saat subuh, naiklah"
"ta ta tapiii yoongii aku..."
"cepat" kata yoongi cepat. Akhirnya eunha mendekati punggung yoongi. Sempat ada keraguan, namun eunha dengan keberanian mulai melingkarkan tangannya di leher yoongi dan naik ke pundak yoongi.yoongi Mulai berdiri, kini yoongi sudah menggendong eunha untuk kembali ke tenda.
Hanya ada keheningan di perjalanan. Mereka berdua sama sama tak membuka percakapan"yoongi apa tidak berat?" eunha mencoba membuka pembicaraan.
"Apa nya yang berat? Kau itu sangat kecil tahu" jawab yoongi.
"yoongi...." eunha membuka mulut lagi.
"hmm" jawab yoongi dengan tetap memandang lurus kedepan.
"aku minta maaf" lanjut eunha dengan nada yang lemah.
"untuk?"
"aku selalu menyusahkan yoongi, tidak bisa mengurus diriku sendiri dengan baik. Mian yoongi-ah, kumohon jangan membenciku. Aku........ lebih baik yoongi membentakku saja jika kesal. tapi jangan membenciku" lirih eunha dengan suara nya yang menahan tangis dan bersalah. Mendengar itu yoongi menyunggingkan sudut bibir sebelah kanannya.
"setidak nya kau tau bahwa kau menyusahkan" jawab yoongi dingin, padahal tak seperti itu. Sebenarnya yoongi itu hanya tidak bisa mengekspresikan perasaannya saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY HOMEMATE
FanfictionYoongi si cowok super pintar harus tinggal bersama eunha si cewek bodoh?