Mana yang kau pilih? Menjadi sebuah komet yang menakjubkan tapi hanya bisa dilihat dalam waktu sekejap atau menjadi rembulan yang dilihat orang setiap malam tapi mungkin terasa biasa bagi banyak orang?
Pikiran seperti itu tiba tiba saja mampir di benakku. Kenapa? Begini kisahnya. Itu semua tidak lepas dari peristiwa dalam hidupku yang mungkin bisa dibilang cuma sebentar. Sebuah cuplikan dalam hidup. Aku pernah menjadi guru walau hanya dua tahun. Mungkin tidak bisa aku bandingkan diriku dengan komet ataupun rembulan. Karena aku yakin aku tak sefantastis komet dan tidak seanggun rembulan. Tapi yang ingin kukenang adalah kerinduan untuk berbagi cerita, untuk mendengarkan mereka yang tak punya tempat. Aku pun sempat agak sedikit melankolik ketika aku harus mengingat bagaimana pengalaman jadi guru. Ah. Sudah lewat kok.
Komet. Semoga ketika dulu ketika aku menjadi guru aku sudah menjadi komet. Karena aku sadar dalam waktu dua tahun tidak semua hal bisa dilakukan. Tapi dalam waktu dua tahun aku masih mengingat bagaimana anak anak itu bercerita. Bagaimana anak anak itu berkembang. Dan bagaimana aku pula pernah kecewa karena beberapa dari mereka belum sempat aku lihat berkembang. Tapi jujur, mereka luar biasa.
Ada beberapa kejadian penting yang menghiasi pengalaman kometku ketika aku menjadi guru. Salah satunya adalah ketika aku melakukan sebuah pelanggaran kode etikku sendiri. Dan ini tidak bisa aku ceritakan. Aku merasa gagal. Tapi anehnya, di balik sebuah "kegagalan" itu, aku bisa menemukan ruang yang justru jauh lebih luas dan lebih lega.
Well. Komet. Komet dan komet. Semoga kita berjumpa lagi di waktu yang entah wahai murid muridku yang selalu aku rindukan.
Teruntuk : seluruh anggota alpha family (tia, reza, sharon, anita, valent, milli, oxy, thirza, marcell, jason, shany, janice, zaza, saskia clarent axel, lawrence, dan masih banyak lagi)
Seluruh murid "ndugal" sedes sapientiae semarang (julio, dodo, vino, dan murid murid "mak e" lainnya yang terkasih).
Dan untuk murid murid yang selalu mau berkembang. Maaf tidak bisa menyebutkan namamu satu per satu. Semoga kamu masih punya cita cita. Karena sekolah tidak cuma buat cari uang. My best!