mahasiswa jaman now

20 1 0
                                    

Saya gak tahu harus memberi judul apa dengan tulisan ini. Yang pasti saya ingin melemparkan uneg-uneg tentang mahasiswa jaman sekarang yang tentunya sudah banyak berubah.

Kembali ke masa saya kuliah dulu di jogjakarta pada tahun 2010. Saya ngekos di daerah belakang restoran ayam goreng suharti, Janti. Saya masih inget harga sewa kos waktu itu hanya 125 ribu rupiah. Jika ditambah uang listrik, maka menjadi 150 ribu rupiah. Dulu, saya selalu berpikir supaya ada uang yang disisihkan untuk sedikit "berfoya-foya". Entah untuk beli barang ataupun untuk sekadar wisata kuliner. Saya kaget ketika kembali melanjutkan kuliah di jogjakarta pada tahun 2017. Dalam kurun waktu hanya 7 tahun, harga kos di jogja sudah merangkak naik. Mungkin sekarang harga sewa paling murah ada pada kisaran 300ribu rupiah. Tentu masih harus ditambah uang listrik.

Tahun 2010, keberadaan kos eksklusif masih sangat sedikit dan bisa dihitung. Tapi sekarang, kos eksklusif mulai menjamur. Menyediakan fasilitas yang lumayan nyaman, seperti pendingin ruangan, televisi, wifi dan kamar mandi dalam. Tidak lupa juga disediakan fasilitas binatu sehingga anak kos tidak perlu capek-capek mencuci baju atau menyetrika.

Apa yang ingin saya katakan? Menjamurnya kos eksklusif ini juga bisa menjadi penanda tersendiri bagi mahasiswa ataupun masyarakat jogja. Saya awalnya hanya berpikir bahwa mahasiswa sekarang memang berasal dari keluarga mapan dan berada. Apa yang ada di bayangan saya seketika adalah mereka fokus pada kegiatan kuliah ataupun kegiatan kampus lainnya. Tidak perlu capek-capek untuk mencuci ataupun menyetrika, apalagi menanak nasi supaya bisa memangkas biaya pengeluaran bulanan. Di sisi lain, keberadaan kos eksklusif ini bisa juga menjadi ladang emas bagi masyarakat sekitar. Tentu bagi orang-orang yang punya modal tanah. Kos eksklusif adalah investasi properti dalam bentuk yang senyatanya. Besaran presentase mahasiswa jogja dari luar kota lebih tinggi dari mahasiswa yang berasal dari dalam jogja. Bahkan, tidak dibantah juga para mahasiswa yang masih berada di sekitaran jogja (gunung kidul ataupun daerah lainnya) juga membutuhkan kos. Tentu kebutuhan akan kamar kos akan selalu ada.

Saya hanya membayangkan bagaimana nasib mahasiswa yang berasal dari keluarga pas-pasan seperti saya? Tentu memilih dan mencari kamar kos yang bersahabat di kantong menjadi tantangan tersendiri. Harga kos yang gila-gilaan juga bisa jadi menjadi ancaman serius bagi mahasiswa yang ingin ke jogja. Belum lagi ditambah uang spp kampus yang terus merangkak naik dan tak pernah menunduk.

Ini baru masalah kos, saudara-saudari. Belum lagi permasalahan bagaimana mereka bertahan sehari-hari mencari asupan logistik yang dapat bersahabat di kantong. Bisa-bisa makanan "murah" di jogja akan menjadi mitos tersendiri bagi para mahasiswa.

Akhir kata, dari tulisan saya yang ngawur dan tidak terstruktur ini, saya hanya ingin mengatakan bahwa menjadi mahasiswa adalah sebuah kemewahan. Harus memikirkan bagaimana mencari kos yang murah, mencari warung makan yang bersahabat, sekaligus harus terlibat aktif dalak kegiatan kampus. Maka dari itu, selamat menempuh hidup mewah, saudara!

Otak serong KananTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang