Barusan siang ini saya masuk dalam kelas sastra dan religi di sebuah padepokan magister ilmu religi dan budaya di suatu kampus (saya ga mau nyebut merk. Maaf.) Dalam kuliah siang itu yang dihadiri oleh banyak siswa dan tentunya dosen yang mengajar, baru kali ini saya saksikan banyak siswa dibuat 'hancur lebur' oleh seorang dosen. Sebut saja namanya pak Bangun. Beliau memang memiliki banyak pengalaman di banyak tempat dengan banyak ranah kajian studi pula.
Siang itu, pak bangun mulai berbicara mengenai intertekstualitas. Intertekstualitas sendiri dipahami sebagai hubungan antar teks. Agak rumit memang. Sebagai bayangan saja, beliau menggambarkan bagaimana hubungan teks di tahun yang sama menunjukkan hubungan yang rumit, contoh antara lain hubungan antara rene descartes yang orang perancis dengan pakubuwono. Beliau juga menggarisbawahi bahwa kita sedang menjalani sebuah kemunduran. Apa yang kita pelajari sekarang adalah apa yang dipelajari oleh orang eropa pada tahun 1800an. Sedang orang barat sendiri sudah mulai jauh meninggalkan kita.
Beliau juga menekankan bahwa pendidikan jaman sekarang bukanlah pendidikan yang membudaya tetapi lebih kepada pendidikan yang lebih mementingkan kepentingan ekonomi berupa kerajinan tangan. Singkatnya, sekolah jaman sekarang cuma kursus. Tak lebih dari itu. Ini disebabkan oleh kurangnya pembudayaan di sekolah untuk tidak sekadar datang-sekolah-lulus. Yang menjadi titik tolak tetaplah proses berkembangnya budaya bangsa kita sendiri.
Lantas bagaimana dengan anda? Anda kursus atau belajar?