Oke begini. Jangan berpikir bahwa jadi guru itu tidak sejajar dengan menjadi seorang politisi. Jadi guru itu sangat politis! Kenapa? Begini.
Pertama, ketika menjadi seorang guru, otomatis itu adalah satu-satunya pekerjaan dimana subyek dari masyarakat terbentuk. Begini maksudnya, proses pembentukan identitas setiap individu di masyarakat dewasa ini lebih banyak di bentuk di sekolah, maka dari itu menjadi seorang guru berarti ikut terlibat dan campur tangan dalam pembentukan identitas seseorang. Campur tangan disini lebih ingin merujuk pada adanya kemungkinan identitas dari guru tersebut akan masuk dan ikut ke dalam identitas dari para pelajar, yang notabene sedang menjalani proses untuk menjadi sebuah subyek di masyarakat. Lantas kurang politis apalagi?
Kedua, kurikulum memang ada. Sistem juga ada. Tapi siapa otoritas tertinggi ketika kelas berlangsung? Ya guru. Otoritas ini harus disadari penuh oleh guru dan harusnya dimanfaatkan untuk membantu proses subyek yang sedang dijalani oleh para murid di dalam kelas. Maka tak heran jika kurikulum berubah tapi "rasanya" di kelas masih sama jika para guru tidak memperhitungkan bahwa posisi mereka di dalam amat sangat politis!
Ketiga. Guru adalah ujung tombak eksekutor dari struktur kurikulum yang ada. Semua cita cita ataupun tujuan pendidikan tetap berada di tangan sang guru. Maka dari itu perlu diperhatikan dengan seksama bahwa peran guru sangat sentral dalam membentuk ataupun mengubah masyarakat. Dan saya percaya bahwa jika ingin merubah masyarakat, maka harus dimulai dari melihat kembali posisi politis dari guru itu sendiri.
Tapi yang menjadi permasalahan adalah peran guru kerap direndahkan di dalam sebuah sistem pendidikan. Kebanyakan guru juga merasa bahwa "hanya menjadi guru". Yang berarti posisi tawar mereka di dalam masyarakat belum diperhitungkan lebih jauh. Mereka masih berada dan diperhitungkan secara "moral" belum masuk ke dalam wilayah politis apalagi ekonomi. Entah mengapa pula, para guru justru mendapat upah yang sangat minim walau semua orang sudah mulai menyadari bahwa posisi seorang guru amat sangat politis. Jadi, masih ada yang ingin jadi guru?