Batman, Bruce dan diriku

6 0 0
                                    

Ada hal yang menarik ketika menonton Batman apapun versinya. Yang menarik adalah bagaimana aku tampak bisa masuk ke dalam sudut pandang seorang Bruce yang penuh dendam tapi juga seorang filantropi. Yang terpenting bukan selalu bertanta siapakah diri kita namun apa yang bisa kita lakukan dan inginkan selanjutnya.

Sekadar berefleksi, aku selalu saja bermasalah dengan pikiran-pikiran yang mengganggu dan mempertanyakan siapa diriku. Atau dorongan apa yang muncul pada hampir setiap momen dalam hidupku. Rasa takut akan kesepian dan selalu membutuhkan teman adalah rasa yang selalu muncul hampir setiap hari dalam hidupku. Jujur saja, karena rasa inilah kadang aku tidak bisa berpikir jernih dan mengambil keputusan yang tepat. Selalu saja mengambil keputusan yang menghindarkan diriku pada rasa takut itu tanpa aku mulai mengolahnya lebih jauh. Melihat Bruce Wayne berarti pula melihat diriku yang juga penakut. Bruce wayne dengan kematian orang tuanya sedang aku dengan rasa takut akan kesepian dan bayangan ditinggalkan dan dikhianati atau dimanfaatkan teman.

Entahlah. Namun aku harus kembali menyadari dan mengambil hidupku kembali. Sudah berulang kali aku kalah dengan diriku. Tapi berulang kali pula aku mencoba untuk tetap bertarung dan mengenal diriku jauh lebih dalam, walau aku tahu itu berarti mendekap rasa takut akan kesepianku.

Yogyakarta, 10 juni 2017

Otak serong KananTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang