Dominasi tidak melulu melalui kekuatan militer ataupun politik. Disadari atau tidak, ada kekuatan yang lain juga yang mencoba menjajah kita semua. Bisa jadi itu berada jauh di dalam diri kita ataupun orang lain. Atau berada di manapun. Yang saya maksud adalah intelektual yang sekarang menjelma menjadi sebuah kekuatan baru yang mendominasi dan minta untuk dipatuhi.
Hanya membayangkan bahwa sebenarnya kelas di sebuah sekolah tak ubahnya adalah proses penjajahan melalui jalur intelektual atau jalur akademis yang selalu kita agung agungkan. Diakui atau tidak, sebenarnya ada langkah-langkah dominasi yang sudah dimulai oleh beberapa guru, dosen yang mencoba menjajah dengan jalan intelektual. Kasus yang paling nyata adalah sulitnya para peserta didik untuk keluar dari jerat dan jaring pengetahuan yang sudah dirajut oleh sang guru yang kemudian berusaha "ditawarkan" kepada sang murid. Murid dengan senang hati dan kerelaan penuh masuk ke dalam jaring pengetahuan sang guru.
Apa akibat nyata penjajahan secara intelektual ini? Buat saya kenyataannya adalah jarang munculnya wacana atau gagasan untuk melawan hegemoni dari wacana yang populer. Apa yang menjadi wacana yang populer tidak berusaha dilawan dengan wacana yang lain. Akibatnya adalah lambatnya masyarakat akan didefinisikan kembali. Padahal seharusnya masyarakat itu harus selalu didefinisikan ulang dan usaha ini dilakukan terus menerus tanpa adanya titik ujung. Inilah yang terjadi mengapa kita semua tidak berkembang. Tidak kreatif. Karena di kelas, di kantor, di masyarakat, terlalu nyaman dijajah oleh intelektual tertentu sehingga mereka nyaman disana.
Maka dari itu, dinamislah. Berpikirlah dari celah yang tersempit sekalipun!