Saya protes sama orang orang terpelajar yang katanya banyak tahu tapi mereka pura pura ga tahu kondisi orang kiri kanannya. Yang menutup mata dan tidak berbuat apa apa dengan kondisi temannya.
Yang kita hasilkan dari proses belajar kita adalah semakin banyaknya orang lapar, orang miskin dan orang picik. Saya heran betapa ironinya kita. Kita menciptakan alat tukar untuk memudahkan hidup kita namun pada akhirnya hampir dari seluruh umat manusia tunduk di hadapan sebuah alat tukar. Orang belajar di universitas dan akhirnya mereka menghasilkan orang orang lapar. Merasa bahwa dirinya yang paling berpunya dan meninggalkan mereka yang tak punya. Bangga akan indeks kumulatif tapi tak paham dan tak mengerti tujuan mereka belajar.
Saya protes juga sama diri saya sendiri yang kadang tidak berbuat apa apa dan enggan menjadi teman bagi orang orang picik. Enggan menjadi orang yang membuka pikiran dan enggan berjuang melawan kepicikan. Enggan pula menjadi pemimpin bagi orang orang pemalas yang hanya bisa digerakkan oleh uang kuasa dan nafsu pribadinya.
Siapa lagi yang akan kuprotes dan kulawan jika pada akhirnya semua orang tutup telinga dan menutup mata?
Protes! Lawan! Dengan elegan.