hidup itu pilihan dan asumsi

12 0 0
                                    

Ada orang yang kehabisan waktu untuk dirinya sendiri dan ada orang pula yang kehabisan waktu untuk orang lain. Ada orang yang berjuang demi orang lain dan ada orang yang berjuang demi diri sendiri. Mana yang salah dan mana yang benar? Buatku pribadi tidak ada yang salah dan benar dari semua pilihan yang sudah ditentukan. Menurutku yang perlu dipikirkan ulang adalah orang orang yang menganggap bahwa salah dan benar adalah hitam dan putih tanpa memikirkan ada warna abu abu.

Apalagi jaman sekarang masyarakat mencoba untuk menilai secara biner. Antara benar dan salah, tanpa memperhitungkan adanya ruang yang ada di antara benar dan salah. Tapi justru itu menariknya. Semakin orang dengan mudah menilai situasi, orang, kepribadian atau apapun itu, aku percaya mereka semakin tidak toleran. Semakin tidak dapat memahami orang lain yang sebenarnya pula semakin tidak memahami diri sendiri.

Sebenarnya tulisan ini juga merupakan pilihan dan asumsi. Saya memilih pada pihak yang melihat dari sisi lain tentang pilihan hidup seseorang (selain pandangan yang biner, benar dan salah) dan mencoba mengasumsikannya ke dalam sebuah tulisan. Masalah asumsi dan pilihan ini mau diterima pembaca atau tidak tetap berada di dalam pilihan dan asumsi pembaca itu sendiri. Rumit kan?

Iya rumit. Maka dari itu, biasakanlah menunda untuk menyimpulkan sesuatu tentang orang, situasi atau apapun yang terjadi sebelum satu per satu asumsi dan pilihan dapat dilihat lebih seksama. Karena akhir akhir ini semakin banyak orang yang tidak "toleran" dalam melihat berbagai hal. Semua dilihat dalam satu "bingkai" yang kaku dan tidak memberi kemungkinan lain.

Mari berpikir, mengurai lantas baru menyimpulkan. Dengan begitu, kita lebih paham akan arti toleransi. Dan nantinya baru paham arti demokrasi.

Otak serong KananTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang