Brasil sudah sukses pulang kampung dalam perhelatan piala dunia 2018 Rusia. Dikalahkan oleh Belgia 2-1. Brasil hanya mampu membalas dengan gol dari Renato Augusto. Seorang pemain yang mungkin tidak banyak penonton tahu dia berasal dari klub mana. Tapi apa yang ingin saya bagikan kali ini bukan tentang bagaimana kehebatan brasil (yang saya juga akui bahwa brasil yang sekarang sedang kehilangan kualitasnya) tetapi tentang bagaimana ingatan saya tentang sepakbola dan perjuangan di dalamnya disematkan oleh seorang superstar bernama Ronaldo luis nazario de lima, il fenomeno.
Entah mau dikata apa, mungkin saya sudah tidak bisa pindah idola ke lain hati ketika berbicara mengenai siapa pesepakbola yang saya idolakan. Alasan saya sederhana. Belum ada pemain yang dibekap cedera parah, tidak bermain selama hampir satu musim, lantas menjadi mesin gol pada kancah piala dunia 2002. Sebuah fenomena dalam dunia sepakbola yang saya yakini hingga detik ini. Mungkin orang jaman sekarang atau fans sepakbola dewasa ini lebih mengidolakan leo messi dan Cristiano Ronaldo dengan rekor gol ataupun ballon d'or nya. Tapi buat saya, mereka gagal membuktikan untuk menjadi yang tertajam seantero jagad. Sebagai tambahan juga, kedua pesepakbola ini juga hampir belum pernah mengalami cedera yang parah seperti ronaldo.
Mengingat Ronaldo dengan kuncungnya, buat saya berarti kembali mengingat mengenai bagaimana dalam hidup juga harus "bermain cantik". Dan terkadang ketika menghadapi situasi sulit ataupun masalah dalam hidup, saya hanya mengingat tentang bagaimana Ronaldo yang berjuang menghadapi trauma, cedera dan ketakutannya dan ia balikkan itu semua dengan sebuah tarian samba yang cantik di lapangan hijau. Terimakasih Ronaldo. Joga Bonito!