Baper

4.2K 201 21
                                        

Brian meletakkan tasnya di sofa, lalu duduk di dekatnya. Ia melepas dasi dan ikat pinggangnya.

"Brian, udah pulang nak ?" tanya Elvi, mama Brian.

"Udah lah ma. Kalo bukan Brian siapa yang ada di depan Mama ?" tanya Brian. Elvi tersenyum.

"Loh, sepatu kamu mana ? Biasanya dilepas di kamar ?" Elvi duduk di samping putranya itu.

"Ada di tas. Tadi kena hukuman soalnya telat. Terus suruh bersihin GOR. Eh sepatuku ketumpahan air." kata Brian.

"Aduh. Makanya kalo dibangunin ya jangan molor." kata Elvi sambil mengelus rambut Brian.

Tok tok tok

Pintu terbuka, dan berdirilah cowok dengan seragam SMP. Dia adalah Brendan Artemis Putra, adik laki-laki Brian. Penampilannya acak acakan dan ada beberapa memar dan darah di wajahnya.

"Astaghfirullah. Kamu kenapa sayang ?" Elvi langsung menghampiri anak bungsunya.

"Kecelakaan Ma." jawab Brendan.

"Dimana ? Kok bisa ? Kamu baik-baik aja kan ?" tanya Elvi khawatir.

"Baik ma. Tadi nabrak cewek jalan di di depan komplek. Kayaknya SMA. Terus, dia pingsan. Kayaknya dibawa ke klinik deket sana. Brendan kabur." Jawabnya santai.

"Aduh kenapa kamu tinggal lari sih ? Ayo kesana." kata Elvi.

"Males ma. Lagian pasti nggak parah." kata Brendan sambil meringis menahan lukanya.

Brian berdiri di samping Mamanya. Ia langsung menjitak kepala adik laki-lakinya.

"Males males pala lo. Ayo ma aku anter kesana." kata Brian.

"Yaudah bentar Mama ambil tas dulu." kata Elvi sambil masuk ke kamarnya.

"Gak usah kasih tau Papa." kata Brendan. "Gue nggak akan kasih tau Papa. Tapi, Mama mungkin bakalan lakuin hal itu." kata Brian.

"Gue udah gede. Gak usah pada khawatir." kata Brendan.

"Gue mau siapin motor. Lo di rumah aja bersihin luka lo sama Mbak Umi." kata Brian.

"Gue ikut. Biar yang gue tabrak tau kalo gue juga sakit parah." kata Brendan.

Brian segera keluar dan mengeluarkan motornya dari garasi. Elvi keluar tak lama setelahnya.

"Pake motor Mama aja. Kalo pake motormu nggak bisa naiknya." Kata Elvi.

"Aduh ma. Tinggal naik. Nggak tinggi kok." kata Brian.

"Mama pendek. Udah jangan ngeyel." kata Elvi. Brian mendengus kesal, lalu memasukkan motornya kembali. Lalu, ia mengambil ​motor beat mamanya.

Sementara itu, Brendan sudah naik ke motor ninja hitamnya yang tergores di beberapa bagian.

Brian mengendarai di depan, dan diikuti oleh adiknya. Jarak klinik dan rumah mereka tidak begitu jauh sehingga hanya butuh lima menit untuk sampai.

Elvi langsung masuk ke klinik meninggalkan dua putranya. Ia ingin segera meminta maaf kepada orang yang ditabrak oleh Brendan.

"Permisi. Apa ada korban kecelakaan masuk sini beberapa waktu lalu ?" tanya Elvi kepada penjaga.

"Oh, ada bu. Di ruang rawat."

"Terima kasih mbak." Elvi mengajak dua anaknya masuk ke ruang rawat. Disana, terdapat beberapa ranjang yang dibatasi oleh tirai. Namun, hanya ada satu yang tertutup. Elvi segera kesana.

"Permisi." sapanya.

"Ya." jawab seorang cewek dari dalam.

"Permisi dik. Apa kamu korban kecelakaan tadi ?" tanya Elvi.

Bitter Sweet [Season 1 dan 2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang