"Aku menyukaimu, tapi kamu menyakitiku. Jika begitu, aku lebih baik mundur daripada terus menahan sakit."
~ Nayla Arvina Permata ~***
Pentas seni SMA Bhakti direncanakan dimulai pukul 8 pagi. OSIS masih mempersiapkan banyak hal. Semua bagian hall sudah dihias sedemikian rupa dan menciptakan kesan sedang di hutan. Kursi kursinya dan lantai sengaja diberi dedaunan. Karpet merah membentang di antara tempat duduk bagian selatan dan utara. Atapnya digantung origami burung. Pot-pot diletakkan di seluruh sisi ruangan.
Panggung dihias dengan nuansa seakan-akan pohon besar melingkupinya. Pohon buatan diletakkan di bagian sisi kiri dan kanan, rantingnya dibuat panjang dan bertemu di tengah, lalu digantung lampu disco di tengahnya. Lighting dipasang di sisi atas panggung dan cahayanya mulai memancar ke seluruh sisi hall.
Seluruh siswa sudah diminta masuk dan mereka sangat kagum. Seperti masuk dunia dongeng kata mereka.
Brian bersiap di belakang panggung karena band mereka tampil pertama sebagai pembuka. Keamanan sudah berjaga. Nayla dan kelima temannya bertugas di pintu hall. Hari itu, Nayla memakai kacamata karena matanya masih bengkak. Saat ditanya kenapa menangis, Nayla menjawab ia kelilipan batu bata, kehilangan kucing, atau alasan konyol lainnya.
Setelah acara dibuka, penampilan pertama adalah band Brian dan teman-teman. Mereka naik ke panggung.
"Oke guys kita akan menampilkan lagu pertama di pagi yang cerah ini. Kita akan bikin baper kalian lewat lagu Surat Cinta untuk Starla." kata Ega. Seluruh siswa bertepuk tangan.
Musik dimulai, dan Ega mulai bernyanyi. Seluruh siswa ikut terbawa menyanyi. Di tengah lagu, band itu melakukan perubahan. Sebelum lagu pertama habis, Brian maju dan bernyanyi. Ia menyanyikan lagu bukti sambil memetik gitar kesayangannya. Seluruh siswa bersorak girang melihat kegantengan dan kepiawaian Brian bermain gitar dan menyanyi.
"Brian tuh." kata Gita. Nayla diam. Ia masih menatap datar ke depan.
"Gak mau lihat ?" tanya Gita. Ia mendorong Nayla masuk. Nayla berdiri di ambang pintu hall dan tatapan Brian langsung tertuju padanya.
Di sela-sela musik, Brian berseru di mic.
"Ini lagu gue persembahkan untuk Nayla Arvina Permata, si cewek judes ketua KKS yang lagi berdiri di pintu. Thanks buat semuanya." kata Brian sambil tersenyum lebar. Semua langsung menatap ke arah Nayla, dan bercie cie. Nayla salting, tapi ia sadar ia hanya pelarian. Pelarian seperti kata Brian kemarin. Air mata Nayla merembes lagi, lalu ia berlari ke kamar mandi.
Brian nampak heran, tapi ia harus profesional. Ia tetap di panggung dan menyanyikan lagu bukti hingga habis.
Nayla terduduk lemas di dalam bilik kamar mandi. Ia menangis lagi setelah menahannya semalaman. Nayla masih merasakan sakit hati. Bilik kamar mandi itu sudah diketuk berulang kali oleh Ovi, tapi Nayla tidak menghiraukannya."Kak, udah kak. Ayo kita kesana lagi." bujuk Ovi.
"Pergi lo !" bentak Nayla sambil sesenggukan.
"Kak..." panggil Ovi.
"Gue bilang pergi !" bentak Nayla lagi. Ovi mengalah. Ia tau Nayla tidak bisa diganggu jika begitu.
Brian meletakkan gitarnya asal. "Nanti gue balik." katanya pada Gio, lalu ia berlari menyusuri lorong yang sepi. Ia mencari Nayla. Ia harus menemukannya. Kebetulan, ia bertemu dengan salah satu anggota KKS.
"Dek dek." panggil Brian. Ovi berhenti.
"Nayla mana ?" tanya Brian.
"Kamar mandi kak. Nggak mau diganggu." kata Ovi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bitter Sweet [Season 1 dan 2]
Novela Juvenil[SLOW] JANGAN LIHAT COVER. BACA AJA CERITANYA :) NEW COVERRRR!!!! Nayla adalah seorang cewek yang terkenal sangat judes, pendiam dan dingin. Semua orang sulit untuk meluluhkan hatinya. Di samping itu, ia begitu ditakuti karena merupakan ketua dari o...