[Season 2] Part 25: Apa Benar?

786 42 0
                                    

Sampai bel pulang sekolah, Nayla merasa ada yang aneh pada Brian. Katakanlah, Brian sedikit menjauhinya hari itu. Saat berpapasan atau melihat dari jauh, Brian tidak meliriknya sedikitpun dan Nayla merasa itu aneh dan tidak seperti biasanya. Walaupun mereka tadi pagi sempat bicara di kantin, tapi setelah itu perilaku Brian mulai aneh. Dan kini, Nayla menunggu cowoknya keluar dari kelas sambil duduk di kursi di depan XI IPS 1.

Benar saja. Melihat Nayla duduk di depan kelas, bukannya menghampiri, Brian malah memilih arah lain menuju gerbang. Nayla mendengus kesal, lalu mengejar langkah lebar cowok itu. Saat meraih tangannya, Brian langsung mengibaskan kasar.

"Brian!" bentak Nayla sambil memegangi tangannya yang dikibaskan Brian dengan kasar tadi.

"Kamu, Nay. Aku kira siapa." kata Brian sambil menghela nafasnya panjang.

"Kamu kenapa sih?" tanya Nayla.

"Maaf." kata Brian.

"Kamu aneh tau gak sih." kata Nayla.

"Maaf." kata Brian lagi.

"Kenapa?" tanya Nayla.

"Ah, gak apa-apa kok. Masalah hormon kali. Pubertas." jawab Brian ngasal.

"Bri!" Nayla mengangkat alisnya, menanti jawaban Brian.

"Iya nanti aku jelasin ya? Aku udah dijemput, Nay. Maaf ya aku duluan?" Brian tersenyum lalu berjalan​ pergi.

Sebenarnya bukan tanpa alasan Brian mendiamkan Nayla dari pagi tadi. Brian hanya dilanda stress karena tekanan dari Papanya tentang perjodohan atau apalah itu.

Flashback On

"Brian, Papa mau ngomong sama kamu." kata Samuel.

"Ngomong aja." kata Brian.

"Besok akhir pekan, Bramantyo ngajak kita sekeluarga piknik ke Kepulauan Seribu. Biar keluarga kita makin deket, biar kamu kenalan lebih lanjut sama Sinta, dan Rena mengusulkan kalau kalian bakalan tunangan disana." kata Samuel.

"Pa, aku gak mau. Jujur Pa ini nyiksa aku banget." kata Brian memohon.

"Brian, ini​ demi-"

"Pa please. Please. I don't​ want to. Aku bakalan sujud di depan Papa, aku bakalan cium kaki Papa asal Papa batalin itu." kata Brian sambil berjongkok di depan Papanya.

"Brian, Nak. Stand up." kata Samuel. Brian masih bertahan di posisinya.

"Brian, sayang. Dengerin Papa." kata Samuel sambil mengangkat wajah Brian agar menatap matanya.

"Ini jalan terbaik, sayang. Maaf jika Papa maksa. Kamu tau kan gimana perusahaan yang Papa tempati sekarang? Hampir bankrut, Brian. Papa takut Papa gak berpenghasilan. Papa takut." kata Samuel.

"Tapi aku gak mau juga dikorbankan." kata Brian.

"Papa janji setelah kamu tunangan, Papa akan cari perusahaan untuk bekerjasama lainnya, dan memutuskan hubungan dengan perusahaan Bramantyo. Lalu, kamu bebas." kata Samuel.

"Sampai kapan, Pa? Aku gak mau." kata Brian.

"Maaf sayang," kata Samuel. "Ayo berangkat sekolah. Papa anter ya? Papa butuh mobil ini ke perusahaan. Motor kamu biar istirahat di garasi."

Flashback Off

Brian menghela nafasnya panjang, lalu membuka pintu mobil. Samuel tersenyum padanya, dan Brian tidak membalas senyuman itu.

"Kamu kenapa?" tanya Samuel.

"Banyak pikiran." jawab Brian ngasal.

"Jangan terlalu stress. Nanti sakit lagi." kata Samuel.

Bitter Sweet [Season 1 dan 2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang