"Guys, bawa gue ke Brian. Sekarang." kata Nayla.
"Besok aja, Nay." kata Gio.
"Kenapa?" tanya Nayla. "Dia kan cowok gue. Kenapa lo yang ngelarang begitu?"
"Lo abis ada masalah kan sama dia? Lo mending tenangin diri dulu kan? Lagipula pasti Brian butuh watu menenangkan diri juga." tanya Gio.
"Gak mau, Gi. Gue mau sekarang!" kata Nayla.
"Jangan buru-buru, Nay. Nanti takutnya lo malah masih kebawa emosi. Udah lo temuin Brian besok aja." kata Gio.
"Gio bener juga, Nay. Besok aja. Biarin Brian cari cara juga buat keluar dari masalah dia." kata Hera.
"Iya gue setuju. Lo mending tenang dulu di rumah." kata Rebecca.
"Yaudah deh. Kira-kira dia berangkat sekolah gak ya?" tanya Nayla.
"Percuma kalo lo mau chat dia. Gak akan dibales," kata Gita. "Gue baru aja chat dia nih. Dia offline."
"Yaudah deh," Nayla mengangguk. Sepanjang malam, Nayla masih saja kepikiran tentang Brian. Ia ingin minta maaf tapi bagaimana? HP Brian tidak aktif dan menurut saran teman-temannya, Nayla harus menemui Brian besok saja.
Hari Kamis pagi. Nayla seolah sudah kehilangan semangatnya saat ia berjalan ke gerbang untuk tata tertib. Gita terus mengoceh di sampingnya, mengoceh gebetan baru katanya. Nayla tidak menanggapi dan pikirannya mengelana entah kemana.
"Neo XI IPS 4. Gak pake dasi." kata Nayla.
"Baskoro XI IPA 1. Sepatu."
"Nada XI IPS 1. Dasi."
"Brian XI IPS 1. Ikat pinggang."
"Nay, fokus! Itu adik kelas. Bukan Brian. Siapa namanya?" tanya Gita.
"Maaf. Itu namanya Mail." kata Nayla.
"Beda jauh kali." kritik Ovi.
"Iya maaf." kata Nayla.
"Lo masih kepikiran Brian ya?" tanya Gita. Nayla diam masih memandangi gerbang, tapi pikirannya tidak bisa bohong bahwa masih memikirkan sosok Brian yang tidak juga muncul bahkan setelah bel masuk kedua dibunyikan. Tidak ada tanda-tanda Brian di antara siswa-siswi yang telat. Nayla berjalan gontai ke kelasnya.
"Masih mikir dia?" tanya Gita.
"Kok dia gak berangkat ya?" tanya Nayla.
"Lah mana gue tau. Tanya aja sana sama temennya atau sama orangnya. Masih gak ada kabar? Bocah ngilang kemana sih?" kata Gita.
"Gak ada kabar, Git." kata Nayla.
"Yaudah tanya Brendan kek." kata Gita.
"Iya nanti deh." kata Nayla.
"Nanti ada ulhar biologi lho. Dadakan. Lo tau nggak?" tanya Gita.
"Enggak. Nggak mau tau, Git." kata Nayla.
"Idihh... Saking galaunya nih." kata Gita.
Nayla duduk di tempatnya dan membuka buku pelajaran. Rebecca bergabung dengan Nayla dan Gita.
"Hai guys. Jamkos nih. Kantin yuk?" ajak Rebecca.
"Hei! Masih pagi juga. Lagian lo juga murid baru kan? Seenak jidat aja mau skip." omel Gita.
"Maaf maaf abis nggak ada kerjaan sih." kata Rebecca.
"Yaudah baca buku aja. Nanti ulhar loh." kata Gita.
"Iya deh iya." Rebecca mengangguk dan kembali ke kursinya.
"Naylaaaaaa!!!" sapa Fian.
"Apa?" tanya Nayla.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bitter Sweet [Season 1 dan 2]
Teen Fiction[SLOW] JANGAN LIHAT COVER. BACA AJA CERITANYA :) NEW COVERRRR!!!! Nayla adalah seorang cewek yang terkenal sangat judes, pendiam dan dingin. Semua orang sulit untuk meluluhkan hatinya. Di samping itu, ia begitu ditakuti karena merupakan ketua dari o...