Siang hari yang cerah tapi panas. Brian sudah meneguk es teh ketiganya karena ia diserang haus yang parah. Sesekali Brian melihat sekitar, menunggu Nayla datang.
"Ya ampun itu cewek kemana sih? Kek bekicot lama banget," dengus Brian. "Untung cewek gue. Kalo enggak udah gue tinggal. Mana gerah banget lagi."
Brian mengipasi dirinya dengan buku sejarah yang tipis karena bagian tengahnya sering disobek untuk membuat pesawat kertas. Kemeja seragamnya kini basah oleh keringat, dan Brian hendak memesan es teh satu gelas lagi, tapi saat melihat kantongnya, uangnya pas untuk membayar tiga gelas es teh tadi.
"Wagelaseh. Panas banget busyet. Bu kantin! Gak ada kipas angin nganggur emang?" tanya Brian.
"Enggak, Mas. Kipas anginnya rusak." jawab bu kantin.
"Benerin dong bu! Terus saya pinjem. Panas banget busyet." kata Brian.
"Iya besok ibu benerin. Kamu ngeluh mulu. Mau nambah gak nih? Ibu mau tutup." kata ibu kantin sambil membereskan gelas di hadapan Brian.
"Enggak. Nih bu. Pas." Brian mengulurkan uang 5000 rupiah.
"Kurang seribu." kata bu kantin.
"Yaelah kayak gak hafal sama saya buk. Iya besok saya kasih kurangnya." kata Brian.
"Kamu itu emang sukanya gitu ya? Heran." bu kantin geleng-geleng kepala dan dibalas oleh senyuman lebar oleh Brian.
"Nah, dateng juga si bekicot!" Brian menyambut kedatangan Nayla, dan dibalas Nayla oleh tatapan tajam karena menyebutnya bekicot.
"Ada apa sih? Kok kayaknya penting." kata Brian.
"Ada sesuatu yang mau aku omongin." kata Nayla.
"Yaudah ngomong aja." kata Brian.
"Nggak disini." kata Nayla.
"Mau kemana?" tanya Brian.
"Kemana aja." jawab Nayla.
"Yaudah yuk aku ajak ke suatu tempat." kata Brian, lalu menarik tangan Nayla.
***
Sinta terlonjak oleh kedatangan Satya di tempatnya kini sedang menyesap cappucino sambil bermain HP. Satya tersenyum lebar pada Sinta, dan Sinta mendengus kesal.
"Apa sih lo ngagetin aja?" kata Sinta.
"Gue Satya." kata Satya.
"Udah tau, Sat. Mau apa lo kesini?" tanya Sinta.
"Tempat umum kan?" tanya Satya.
"Ck, gue serius." kata Sinta.
"Gue ada hal penting nih. Mau tanya apa elo kenal sama Nayla?" tanya Satya.
"Oh, yang pacarnya Brian itu?" tanya Sinta.
"Iya." kata Satya.
"Yah, gue cuma sekedar tau aja. Toh bentar lagi gue bakalan pisahin mereka." kata Sinta.
"Gue mantannya Nayla. Kalo lo mau pisahin mereka, gue ikut rencana elo. Sampai mana progres lo?" tanya Satya.
"Oh, gue kemarin suruh kenalan gue fitnah mereka. Biar mereka terpecah belah. Jadi, gue nyuruh beberapa orang yang bandel buat vandalisme dan mengatakan itu perintah Brian. Terus, Brian ngelabrak orang itu, dan tanya siapa yang suruh. Mereka bakalan jawab Rio, sahabat Brian sendiri. Gue harap bisa pecah, eh gak taunya mereka gak mempermasalahkan itu." kata Sinta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bitter Sweet [Season 1 dan 2]
Roman pour Adolescents[SLOW] JANGAN LIHAT COVER. BACA AJA CERITANYA :) NEW COVERRRR!!!! Nayla adalah seorang cewek yang terkenal sangat judes, pendiam dan dingin. Semua orang sulit untuk meluluhkan hatinya. Di samping itu, ia begitu ditakuti karena merupakan ketua dari o...