Brian harus diantar pulang oleh Dimas dan beberapa anggota tim basket karena cidera yang masih diderita Brian. Nayla juga ikut mengantar Brian pulang bersama Neo.
Brian duduk di kursi tamu, meminta keempat temannya mampir, tapi mereka menolak dengan alasan sudah sore.
"Neo boleh pulang duluan. Nanti gue yang bakalan anter Nayla." kata Brian.
"Oke. Cepet sembuh bro," Neo mengangguk, pamitan, lalu keluar dari rumah Brian. Nayla berbincang dengan Elvi sebentar, sebelum akhirnya Elvi pamit ke dapur.
"Aku mau ganti dulu deh. Becek banget baju aku." Brian berdiri.
"Perlu dianter? Nanti gak kuat jalan." kata Nayla.
"Gak apa-apa. Aku bisa kok." kata Brian. Lalu, ia berjalan dengan pincang ke kamarnya.
Sebuah ketukan di pintu membuat Nayla menoleh. Lalu, ia segera berjalan ke pintu dan membukanya. Nayla kaget saat tau Sinta yang berdiri disana, dengan dress selutut berwarna pink muda, rambut lurus dengan bando pink, dan sepatu heels putih. Senyum di wajah Sinta hilang saat tau ada kekasih Brian disana.
"Mau cari siapa?" tanya Nayla ketus.
"Brian." jawabnya.
"Lagi sakit. Istirahat. Sana pergi." usir Nayla.
"Emang lo siapa kok nyuruh nyuruh gue pergi?" tanya Sinta.
"Pacarnya Brian." jawab Nayla.
"Loh, siapa itu, Nayla?" tanya Elvi sambil mendekat ke pintu.
"Ini saya, Tante." Sinta menyerobot masuk dan bersalaman dengan Elvi.
"Oh, Sinta," Elvi mengangguk.
"Brian dimana ya Tante?" tanya Sinta.
"Sakit. Gak boleh dijenguk sama elo nanti tambah sakit." jawab Nayla.
"Gue nanya ke Tante Elvi. Lo nyahut aja sih." kata Sinta.
"Udah udah," Elvi melerai. "Bener katanya Nayla. Jangan ganggu dulu. Brian cidera tadi dan harus istirahat."
"Masa saya gak boleh nengok? Om Samuel pasti seneng saya dateng dan tengokin Brian." kata Sinta.
"Yaudah kamu duduk aja disini. Tante panggil Brian, mau nggak dia ke bawah." kata Elvi.
"Ya, Tante. Itu lebih baik." kata Sinta. Elvi lantas berjalan ke atas.
"Gatel banget sih. Pengen digaruk pake linggis?" tanya Nayla ketus. Sinta melengos.
"Jangan banyak komentar deh. Gue juga berhak kan ketemu Brian?" kata Sinta.
"Gak ada cewek yang berhak ketemu dia kecuali gue." kata Nayla.
"Halah elo masih pacarnya kan? Bukan istrinya? Besok-besok pasti gue yang akan jadi masa depan dia. Apalagi Papa gue sama Om Samuel udah kenal." kata Sinta.
"Kenal gak jamin kalian bareng." balas Nayla.
"Gimana dengan perjodohan?" tanya Sinta sambil mengangkat alisnya. Nayla juga agak kaget, tapi ia kira Sinta hanya halusinasi.
"Faktanya gue selangkah lebih maju daripada elo, Nayla." Sinta menunjuk nunjuk wajah Nayla.
"Ngaca! Gue udah jadi pacar dia dan elo cuma bisa harapin dia." kata Nayla.
"Gue dijodohin sama Brian." Pukulan telak menimpa Nayla.
"Gak usah halu, dasar genit." omel Nayla.
"Tanya sama Brian! Tanya sama Tante Elvi! Tanya sama Om Samuel! Tanya sama Brendan! Semua tau itu. Ups, apa gue terlalu cepat kasih info itu ke elo?" tanya Sinta dengan nada meledek. Nayla sudah geram, tapi dia masih bisa menahan amarahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bitter Sweet [Season 1 dan 2]
Подростковая литература[SLOW] JANGAN LIHAT COVER. BACA AJA CERITANYA :) NEW COVERRRR!!!! Nayla adalah seorang cewek yang terkenal sangat judes, pendiam dan dingin. Semua orang sulit untuk meluluhkan hatinya. Di samping itu, ia begitu ditakuti karena merupakan ketua dari o...