Sepulang sekolah, Nayla dan Gita menemui Leo untuk membahas lebih lanjut mengenai pentas seni yang diadakandua minggu kemudian.
"Jadi, udah fix belum personil keamanan KKS ?" tanya Leo. Nayla mengangguk, lalu memberikan selembar kertas kepada Leo.
"Oke. Ini pinggir lapangan nggak usah dijagain. Personil OSIS udah gue tempatin disana semuanya. Mending yang tiga orang ini dipindah ke kamar mandi belakang deket parkiran itu." usul Leo.
Nayla hanya mengangguk. "Besok lo ikut TM aja hari Sabtu. Gimana ? Biar lo tau detail acaranya. Lo bisa sama Gita." kata Leo.
"Boleh sih." Nayla mengangguk.
"Oke. Mungkin itu dulu aja. Kertasnya gue bawa ya ?" kata Leo. Nayla mengangguk.
Setelah keluar dari ruang OSIS, Nayla dan Gita berpisah di lorong parkiran. Gita menuju parkiran sementara Nayla berjalan lurus ke gerbang. Ia berharap masih ada angkot lewat. Kalo tidak ada, ia terpaksa order Gojek.
Saat Gita sudah melewati gerbang, ia berhenti di dekat Nayla.
"Ayo pulang bareng gue." ajaknya.
"Gak usah Git. Gue tunggu angkot bentar lagi lewat." kata Nayla.
"Beneran ?" tanya Gita ragu. Nayla mengangguk.
"Nay." panggil Gita.
"Gak apa-apa, Git. Pulang aja dulu sana." kata Nayla.
Suara motor ninja terdengar dari belakang. Motor itu berhenti tepat di samping motor Gita. Dia Brian, yang baru saja mengikuti ekstrakurikuler basket. Tepatnya, skip di tengah kegiatan karena dia merasa tidak enak badan.
"Mau gue anter ?" tanya Brian. Nayla menggeleng. Gita menatap mereka bergantian.
"Gue pulang ya Nay. Gak bisa lama-lama disini. Ada acara. Bye Nayla. Lo sama Brian ya ?" kata Gita. Ia mengedipkan sebelah matanya, lalu berlalu dengan motornya.
"Gue anter." ulang Brian. Nayla menggeleng.
"Yaudah lo nunggu angkot disini aja sampe jamuran." kata Brian. Ia menghidupkan motornya.
"Gimana ?" tawar Brian lagi.
Nayla beranjak dari duduknya, tanpa berkata apa-apa ia naik ke motor Brian dengan susah payah.
***Hari itu adalah hari yang sial bagi Brian. Setelah dihukum dua kali, ia merasa tidak enak badan setelahnya. Badannya panas, kakinya menggigil, dan kepalanya pusing. Ia hanya tertunduk lemas selama jam pelajaran.
Sialnya, ia mendapat kabar bahwa sepulang sekolah ia harus mengikuti ekstrakurikuler basket. Dengan setengah niat, ia mengikutinya.
Di tengah latihan, ia merasa tidak bisa mengontrol dirinya karena pusing yang semakin hebat. Saat melempar bola ke ring, ia langsung jatuh lemas. Setelah beristirahat sebentar, dia memutuskan untuk izin pulang.
Sampai di depan gerbang, Brian melihat Nayla dan Gita. Ia tau jika Nayla tidak mau diantar pulang oleh Gita. Lalu, ia menepi.
"Mau gue anter ?" tanya Brian. Gita melihat mereka bergantian, lalu berpamitan pulang.
Brian tau jika Nayla akan menolak, dan tak lama, Nayla akhirnya naik ke motornya.
Di perjalanan, Brian masih merasa pusing dan keringat dingin mengucur membasahi kostum basket yang terbalut jaket hijau army kesayangannya. Namun, ia berusaha tidak menghiraukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bitter Sweet [Season 1 dan 2]
Ficção Adolescente[SLOW] JANGAN LIHAT COVER. BACA AJA CERITANYA :) NEW COVERRRR!!!! Nayla adalah seorang cewek yang terkenal sangat judes, pendiam dan dingin. Semua orang sulit untuk meluluhkan hatinya. Di samping itu, ia begitu ditakuti karena merupakan ketua dari o...