"What the fuck, Dad?" Brian tidak terima.
"Shut up, Brian! Lakukan apa yang Papa minta." kata Samuel.
"Brian gak mau, Pa. Apa kurang jelas?" tanya Brian. "Papa boleh kerjasama dengan perusahaan ini tanpa harus menjual anak Papa, darah daging Papa sendiri."
"Papa gak menjual kamu, Brian!" bentak Samuel.
"Sekali enggak, ya enggak!" bentak Brian.
"Saya setuju dengan pertunangan itu. Dengan begitu kan dari SMA mereka bisa dekat. Nanti tinggal jalani saja, Brian." kata Bramantyo.
"Om gak tau apa yang terbaik buat saya jadi Om better shut your hole!" bentak Brian seolah kehilangan kesabaran dan tata krama.
Plakkk!!!
Satu tamparan Samuel mengenai pipi kanan Brian. Brian memeganginya karena itu lebih keras daripada tamparan Bramantyo tadi.
"Dammit kena dua strike." batin Brian.
Samuel mendekat, lalu menarik kerah kaos Brian dan menatapnya tajam.
"Jaga bicara kamu, Brian." katanya.
"Jaga bicara Papa tentang perjodohan itu. Minggir!" Brian mengibaskan tangan Papanya dan langsung berjalan cepat keluar dari ruangan. Brian turun melalui lift ke lantai pertama. Saat lift hendak menutup, seseorang masuk. Brian mengerutkan alisnya heran.
"Om Yahya?" tanya Brian saat melihat sesosok pria yang masuk ke lift tadi sangat mirip dengan Papa Nayla.
"Loh, Brian. Kamu ngapain disini?" tanya pria yang memang benar Papa Nayla.
"Om sendiri?" tanya Brian.
"Loh Om kan kerja disini." kata Yahya.
"Hah? Sejak kapan Om? Bukannya Om kerja di perusahaan yang bukan ini ya?" tanya Brian. Yahya tersenyum.
"Iya. Waktu itu perusahaan Om agak merosot. Nah akhirnya perusahaan ini membantu perusahaan Om yang dulu. Pak Bramantyo mengusulkan agar ada beberapa karyawan juga yang dipindahkan ke perusahaan ini. Dan Om salah satunya. Om ditempatkan disini di staff keuangan." jelas Yahya.
"Oh, gitu ya Om." kata Brian.
"Kamu ngapain disini?" tanya Yahya.
"Papa saya kan rekan bisnis Pak Bramantyo. Nah kebetulan saya tadi diajak kemari sama Papa agar tau bau bau perusahaan katanya." kata Brian, disusul tertawaan kecilnya. Ia berbohong. Tentu saja. Jika tidak, akan berabe.
"Bisa aja kamu, Brian," Yahya tertawa kecil sambil menepuk bahu Brian.
"Iya, Om. Eh, Nayla gimana kabarnya Om?" tanya Brian.
"Baik-baik aja kok. Tapi galau. Galau mikirin kamu ilang katanya. Kemana aja sih, Brian?" tanya Yahya.
"Pergi dari rumah, Om. Jangan bilang Nayla kalo Om ketemu saya disini ya?" kata Brian.
"Kenapa? Ada masalah ya sama Nayla?" tanya Yahya.
Tingg!!!
Pintu lift terbuka. Brian dan Yahya keluar bersama.
"Iya, Om. Baru ada sedikit salah paham. Hehe... Besok juga damai. Om bilang aja Brian gak apa-apa. Bilang aja sama Nayla kalo Om ketemu Brian di jalan. Gitu ya, Om? Jangan sampe Nayla tau saya kemari." kata Brian.
"Iya. Santai aja," Yahya tersenyum.
"Makasih, Om. Yaudah saya duluan ya, Om? Mau pulang." kata Brian sambil menyalami tangan Yahya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bitter Sweet [Season 1 dan 2]
Fiksi Remaja[SLOW] JANGAN LIHAT COVER. BACA AJA CERITANYA :) NEW COVERRRR!!!! Nayla adalah seorang cewek yang terkenal sangat judes, pendiam dan dingin. Semua orang sulit untuk meluluhkan hatinya. Di samping itu, ia begitu ditakuti karena merupakan ketua dari o...