Sorry

4K 217 6
                                    

Elvi menggoncang tubuh Brian yang masih tertutup rapat oleh selimut. Brian hanya menggeliat, lalu tidur lagi.

"Brian. Ayo bangun. Ada hal penting."

Brian membuka matanya sedikit.

"Apa ?"

"Pokoknya bangun dulu. Ayo dong." bujuk Mama Brian.

Brian membuka matanya dan duduk di ranjang. "Apa sih Ma ?"

"Nanti kamu jemput anak temen Mama yang tadi malem ya ? Dia nggak ada tumpangan." kata Elvi.

"WHAT ?!" Kini, Brian sadar 100 persen.

"Nggak usah heboh. Nanti kamu jemput dia ya ? Tau rumahnya kan ? Nanti Mama share lokasinya." kata Elvi.

"Nggak mau ma. Masa aku disuruh jemput cewek jutek selangit itu." protes Brian.

"Brian nggak boleh gitu lah. Dewi udah minta tolong banget ini. Gak boleh nolak orang yang beneran minta tolong sayang."

"Gak mau ma. Mama aja sana." Brian mendengus kesal.

"Brian ! Ayolah nak. Kamu nggak boleh gitu dong." kata Elvi. "Atau Mama suruh adik kamu aja deh."

"Eitss..yaudah yaudah. Brian mau." Brian mengangguk pasrah. Mamanya itu tersenyum.

Brian segera mandi, ganti baju, sarapan, dan berjalan ke garasi rumahnya.

"Lo mau jemput cewek tadi malem ?" tanya Brendan.

"Iya. Emang napa ? Lo demen sama dia ?" tanya Brian.

"Imut sih. Tapi kakak kelas." kata Brendan.

"Playboy lu dasar. Bisanya modal tampang sama rambut klimis gitu. Ada jalan kutunya juga dih." Brian geleng-geleng.

"Sirik aja lo jadi orang. Suka suka lah." Brendan menaiki motornya, memakai helm, dan mengendarai motornya keluar garasi, disusul oleh Brian.

Brian tau dimana Jalam Cempaka dan dia tidak harus ambil pusing dengan lokasi yang sudah dishare mamanya. Ia mencari rumah dengan nomor 24 saat memasuki Jalan Cempaka. Matanya menjelajahi pinggir jalan berharap segera menemukan rumah yang ia cari.

"Nah, itu dia." gumam Brian. Ia berhenti di depan rumah berwarna biru dengan pagar hitam di depannya. Brian turun dan mengetuk pagar rumah.

Seorang cewek keluar sambil menggendong tas hitamnya. Dia Nayla. Ia melemparkan tatapan tajamnya kepada Brian.

"Gitu cara lo nyapa gue ?" tanya Brian.

Tanpa berkata apapun, Nayla melewati Brian begitu saja dan berjalan di trotoar.

"Eh, Nay. Gue udah jemput lo nih." teriak Brian.

Brian mengendarai motornya dan mengimbangi langkah buru-buru Nayla.

"Nay, ayo naik dong. Gue disuruh jemput lo nih." kata Brian. Nayla tidak menghiraukan celotehan Brian.

"Nay !" Panggil Brian. Masih tidak ada respon. Brian menancap gas dan berhenti cukup jauh di depan Nayla. Ia turun, menanti Nayla sampai. Nayla melengos melihat tingkah Brian.

Saat sampai di depan Brian, Nayla tidak berhenti. Ia terus berjalan dan dengan gerakan cepat, Brian menghentikan langkahnya dengan menggenggam tangan Nayla.

"Lepas !" Nayla mengibaskan tangan Brian.

"APA GINI CARA LO HARGAIN ORANG HAH ?!" Bentak Brian. Nayla masih diam.

"Gue udah bela belain bangun pagi, jemput lo, terus lo acuhin gue begini ? Lo boleh judes. Tapi sikap lo udah keterlaluan, Nay." kata Brian. Nayla masih menatap Brian, tapi ada aura menyesal yang ia pancarkan.

Bitter Sweet [Season 1 dan 2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang