Reason

2.9K 121 11
                                    

Memasuki kelas, mata Brian menyapu seluruh kelas dengan tatapan tajam. Ia sangat tertekan mempunyai teman-teman sekelas yang suka gosip.

"Hai, My Bro." sapa Arda dan Ardi bersamaan.

"Apa lo ?" jawab Brian ketus.

"Dia marah, Da." kata Ardi.

"Iya. Dih gue takut." kata Arda. Brian menghampiri mereka, lalu menjewer telinga mereka.

"Sakit sakit bro sakit." rintih Arda dan Ardi.

"Berisik aja kalian. Gosip mulu." kata Brian.

"Aan sama Rio yang mulai. Kita cuma ikutan jadi kompor kali." kata Arda. Brian melepaskan tangannya dari telinga si kembar itu.

"Sama aja." bentak Brian.

"Jangan marah, Her." kata Arda.

"Kalian ngapain ketawa ?" Brian berteriak garang kepada teman-teman ceweknya. Yang dibentak malah semakin tertawa.

"Dih dasar." Brian berjalan keluar kelas, dan kaget mendapati dua sahabatnya, Rio dan Aan yang hampir menabraknya.

"Eh, ada Rio sama Aan." Brian tersenyum sinis.

"Hai, Her." Aan berjalan mundur, diikuti Rio. Mereka tau ada aura suram mengelilingi Brian. Kalau tidak dijewer, mereka pasti akan diapit di ketiak Brian lalu dijotos, atau kemungkinan buruk lainnya. Brian memainkan tangannya yang mengepal.

"Tangan gue gatau ya kenapa gatel begini." kata Brian.

"Peace bro." Rio nyengir tidak jelas.

Rio dan Aan langsung lari dari hadapan Brian. Brian mengejarnya. Mereka berlarian di lorong yang sudah cukup ramai itu. Seperti anak kecil memang.

"BRO UDAH !!" Teriak Aan di tengah larinya.

"GAK PERDULI GUEE !!" teriak Brian garang. Ia semakin mempercepat larinya. Banyak guru yang menegur mereka tapi tidak digubris tiga orang itu. Rio dan Aan tetap kalah cepat dengan Brian yang merupakan atlet basket itu. Akhirnya, mereka tertangkap.

Brian mengapit mereka, lalu mengadu kepala mereka.

"Ampun Bro ampunn." kata Rio dengan nafas ngos-ngosan.

Kini, ia menjitak kepala dua temannya itu. Mereka sama-sama lelah dan akhirnya duduk di depan perpustakaan.

"Capek bro." kata Brian.

"Lo sih pake ngejar kita." kata Aan.

"Kalian lari sih." kata Brian. Nafasnya tidak teratur.

"Nyerah bro." kata Aan.

"Udah ah mau balik kelas." kata Brian. Ia beranjak dari duduknya, lalu berjalan meninggalkan kedua temannya yang masih duduk ngos-ngosan itu.

Brian menjadi pusat perhatian cewek-cewek disana. Bagaimana tidak ? Pagi pagi Brian si ganteng itu sudah basah oleh keringat. Rambutnya yang basah terus ia kibaskan, membuat cewek-cewek disana melting.

"Brian sini gue lap keringet lo." Kata salah satu cewek disana. Brian berbalik dan menghampirinya. Mereka teriak-teriak tidak jelas.

"Ada tisu emang ?" tanya Brian.

"Adanya ini nih sapu tangan gue." cewek itu sudah merona merah. Brian menyambar sapu tangan itu, dan mengusap wajah berkeringatnya.

"Thanks." Brian berlalu pergi. Sementara itu, cewek tadi berteriak girang dan berjanji tidak akan mencuci sapu tangannya.

Saat istirahat, Brian duduk di kantin bersama dua temannya, ditambah dua lagi yaitu si kembar.

"Kita mabar yuk." ajak Arda.

Bitter Sweet [Season 1 dan 2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang