PART 8

574 40 1
                                    

"tak apa" hyura singkat sambil menghapus airmatanya dan mencoba tersenyum di depan chanyeol. "benarkah?" tanya chanyeol dan kini menghentikan mobilnya, "eehmm..." hyura hanya berdehem, "kenapa berhenti?" heran hyura, "jika kau lelah untuk bersandiwara kau bisa menangis disini" chanyeol kini sedikit baik.
"aku tidak apa, ini tidak sulit, ayo kita jalan" hyura menutupi pilu yang dia rasakan di depan chanyeol.

"benar kau tak apa?" tanya chanyeol memastikan, "iya" hyura sedikit tersenyum, chanyeol pun kembali menstater mobilnya lagi dan melanjutkan perjalanannya, 30 menit kemudian kini hyura dan chanyeol tiba di depan rumah chanyeol, "malam ini ayah ingin membicarakan tentang tempat kita untuk bulan madu" chanyeol saat sudah sampai di parkiran rumahnya, "kau ingin kemana?" tanya chanyeol datar, "terserah kau" hyura menjawab dengan singkat, "indonesia pulau bali, bagaimana?" tanya chanyeol lagi, "baiklah" hyura hanya mengikuti keinginan chanyeol, "memilih tempat bulan madu? percuma saja jika itu hanya semacam pengasingan setelah menikah" batin hyura. chanyeol keluar dari mobil dan kembali berakting, begitu pun dengan hyura hanya inilah yang bisa dia lakukan. senyuman bahagia terpampang sangat jelas dari wajah chanyeol dan hyura setelah mereka keluar dari mobil. "ayah, aku bawa calon menantumu" teriak chanyeol girang, "dia benar2 berubah 360derajat jika di dekat orang tuaku dan orang tuanya" batin hyura yang melihat tingkah chanyeol, "kau terlihat cantik" puji seongyeol yang keluar tiba2, "eehh dia calon kaka iparmu kau harus sopan padanya" chanyeol seperti layaknya calon suami untuk hyura, "kau aneh hyung, kenapa kau terlihat mesra? bukannya kau tidak mencintainya?" komentar seongyeol tapi ayah dan ibu chanyeol belum datang, "ssttt..." ucap chanyeol pada seongyeol agar chanyeol tutup mulut.

"kau sudah datang?" tiba2 ibu chanyeol datang,"uuhh cantiknya menantuku" ibu chanyeol memuji hyura, "bagaimana kbarmu?" ayah chanyeol tiba2 datang, "baik ayah" hyura dengan sangat sopan, "kemari" ayah chanyeol mengajak hyura dan chanyeol ke ruang rapat yang ada di rumahnya, chanyeol berjalan di belakang hyura, "apa kau benar2 akan menjadi istriku? apa kau tidak punya pacar? kenapa kau tidak mempertahankan cintamu?" chanyeol bertanya2 tentang hyura, "aku melihat mu menangis, aku kasihan melihatmu yang harus menikah dengan ku" batin chanyeol lagi.

sampai di ruang rapat,"duduklah" ayah chanyeol menyuruh chanyeol dan hyura duduk di bangku yang sama, "6hari lagi, kalian akan menjadi psangan yang sesungguhnya, kemana rencana kalian melangsungkan bulan madu?" tanya ayah chanyeol sangat bijak, hyura yang kembali mendengar kata 'pasangan' hanya bisa menundukkan kepala karena takdir benar2 membuatnya seperti ini. "hyura kau kenapa?" tanya ayah chanyeol yang melihat ekspresi hyura yang sedikit merenung,"aahh... tak apa ayah, oppa aku ingin ke toilet, dimana toiletnya?" tanya hyura untuk menghindari pertanyaan ayah chanyeol. "akan ku antar,ayah sebentar ya" chanyeol sambil menggandeng tangan hyura, chanyeol mengantar hyura ke toilet, chanyeol sedikit kesal karena sikap hyura yang menurutnya tidak bisa di ajak kerja sama. sesampainya di depan pintu toilet chanyeol melirik kanan kiri adakah yang melihat mereka lalu chanyeol memojokan hyura seperti ingin mencium hyura, "kembali tersenyum seperti tadi, ini memang sulit tapi kau psti akan terbiasa, ku mohon pasang wajah manismu di depan ayah dan ibuku" perintah chanyeol, hyura yang melihat tingkah chanyeol hanya menahan airmatanya karena tidak mungkin hyura menangis untuk kedua kalinya, "b.... baiklah" ucap hyura dan berlalu meninggalkan chanyeol menuju toilet. chanyeol hanya bisa mengepalkan tangannya karena mrah, di satu sisi dia tidak mencintai hyura tapi di saat bersamaan chanyeol juga tidak tega melihat hyura yang selalu pura2 tersenyum dan kuat menghadapi perjodohan ini. "aku harus bagaimana?" batin chanyeol, hyura yang masih di kamar mandi hanya bisa menatap cermin untuk melihat dirinya "aku pasti bisa! tuhan yang memberiku takdir untuk menikah dan hidup bersamanya, meski batin ini tersiksa tapi ini demi membahagiakan orang tuaku" hyura memotivasi dirinya sendiri sambil meneteskan airmata...

"hari esok air mata ini tidak akan berguna lagi karena takdir sudah memilihku untuk terus terluka" batin hyura sambil menghapus airmatanya

It Hurts [End] [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang