hyura di antar chanyeol memasuki rumah hyura menggunakan kursi roda untuk ibu hamil.
saat itu juga ibu hyura sedang menyirami tanaman di altar rumahnya,
dengan triakan khasnya ibu chanyeol memanggil suaminya sambil berlari menuju hyura yang di lihat dari pandangannya hyura sepertinya sedang sakit.
"suamiku! suamiku! keluarlah! hyuraku... kenapa kau bersama lelaki ini?" teriak ibu hyura memanggil suaminya dan meraba pipi hyura yang sedikit pucat tapi justru hyura sekarang sedang tersenyum bahagia sambil menggenggam tangan calon suaminya.
"ibu... aku tidak apa hanya saja saat ini aku..."
hyura belum sempat mengatakan semuanya pada sang ibu, ayah hyura datang dengan wajah sangat emosi yang melihat chanyeol berdiri di belakang anaknya.
"yak! apa yang kau lakukan disini eoh! kau menyakiti anakku lagi?!" ayah hyura sambil membawa sapu lidi yang di lihatnya tiba2 dan ingin melayangkannya pada wajah chanyeol.
"ayah! hentikan! ayah! jangan sakiti dia! aku ini... huek... huek... huek... tiba2 hyura merasa mual karena pengaruh kehamilannya.
"sayang! kau kenapa? apa kau di racuni oleh lelaki b*jingan ini? katakanlah!" ayah hyura menghentikan keinginannya untuk memukul chanyeol lalu berlutut mengetahui keadaan putrinya,"oppa... huek... aku... huek... ingin sesuatu" hyura tiba2 malah ingin mengatakan keinginannya pada calon suaminya, "apa sayang? katakanlah" chanyeol sambil mendekatkan wajahnya ke samping wajah istrinya yang sedang menahan mual, tanpa lama hyura pun langsung mencium bibir chanyeol sekilas di depan ayah dan ibunya.
'cup'.
-
"yak! kenapa kalian ini! aku ini orang tua! kenapa kau melakukan hal seperti itu di hadapan kami!" ayah chanyeol murka dan memukuli pundak chanyeol, "aaa.... a..ssshh ayah... anakmu sedang mengandung, itu yang di inginkan cucumu" chanyeol malah menjelaskan karena pukulan ayah mertuanya.
"apa! cucu?! apa... kau hamil?" ibu hyura bertanya kepada sang anak yang menahan mualnya yang perlahan mulai hilang karena keinginannya terkabulkan.
-
hyura hanya menangguk mantap sambil matanya saling pandang dengan chanyeol, "ommo! sayang...akhirnya..." ibu hyura langsung memeluk hyura dengan senang hingga airmata bahagianya jatuh begitu saja dari mata yang sudah keriput.
ayah hyura hanya memandang chanyeol dengan wajah tanpa ekspresi karena harus bahagia jika kini statusnya akan menjadi kakek atau harus marah karena kedatangan orang yang dulu menyakiti putrinya.
chanyeol tau ayah mertuanya sedang bingung, dengan cepat pura chanyeol bersimpuh di kaki ayah mertuanya sedikit bersujud memohon ampun, "ayah...
aku tau selama ini aku salah, aku terlalu cemburu dengan anakmu yang bekerja bersama lelaki yang tampan2, aku takut hyura jatuh hati dengannya. dan karena itu aku selalu marah saat bersama hyura tapi kini kusadar aku tak bisa hidup tanpanya, aku lemah ayah.... aku hanya lelaki lemah tanpa hyura disisiku.... meski kita sudah berpisah aku tidak bisa melupakannya ayah... tidurku hampa tanpanya aku salah ayah, hukum aku jika kau harus memukulku ribuan kali tapi ku mohon ijinkan aku untuk bersama hyura lagi.... aku ingin menikahi hyura lagi tanpa hal yang di sembunyikan, aku ingin pernikahan ini adalah pernikahan yang mengundang banyak tamu dan membuat mereka semua merasakan kebahagiaan ini, ku mohon ayah...." pinta chanyeol dengan airmata yang mengalir karena permintaannya ini benar2 tulus dari dalam batinnya yang selama ini dia tutupi dengan dingin dan kasarnya sikapnya selama ini.
-
"oppa..." hyura pun ikut sedih saat melihat suaminya bersujud di kaki ayahnya hanya demi dirinya yang tadinya sebenarnya bukan siapa2 dan sebenarnya mereka bukanlah pasangan yang saling mencintai tapi kini keadaan benar2 berbalik kenyataan cinta benar2 mengubah sifat seseorang...
KAMU SEDANG MEMBACA
It Hurts [End] [Complete]
FanficCinta, menyakitkan Tak cinta, lebih menyakitkan "aku harus menikahi gadis yang tak kucintai! namun perlahan cinta tumbuh karena dia yang polos dan sangat pasrah dengan keadaan ini" chanyeol