"andai ini bukan akting" batin hyura sambil tertawa bahagia."baiklah, ayah akan menutup telponnya lanjutkanlah percintaan kalian" ayah chanyeol sambil tertawa nakal, "ayah ini, tanpa di suruh juga aku akan melakukannya" ucap chanyeol manja sambil memeluk hyura dengan kencang, "baiklah, dah....." ayah chanyeol menutup telponnya, "sayang ku harap hyura bisa cepat2 positif hamil" ucap ibu chanyeol kepada ayah chanyeol tidak sabar menunggu untuk memiliki seorang cucu sekaligus penerus perusahaan keluarganya.
chanyeol dan hyura senang dan bernafas sedikit lega karena pembicaraan ini tidak berlangsung lama, mereka pun kini terlihat kikuk apalagi hyura masih berada di pangkuan chanyeol, wajah chanyeol pun ada di hadapan dada hyura mereka sama2 saling melirik dan menelan ludah. hyura pun sadar jika seharusnya dia tidak duduk disini, hyura mengangkat tubuhnya dan menjaukan dirinya dari tubuh kekar chanyeol, tapi tidak niat hyura terhalang karena chanyeol menarik tangan hyura dengan paksa agar kembali duduk di pangkuannya.
"sebentar saja kuingin menjadi seorang suami untukmu meski belum seutuhnya" ucap chanyeol lirih sambil kembali membenamkan wajahnya di dada hyura sambil menghirup aroma parfum yang hyura pakai, "ngg.. tapi", "kumohon hyura" chanyeol lagi sambil memohon lirih, hyura pun hanya bisa menuruti permintaan sang suami karena inilah kesempatan untuk belajar melayani keinginan sang suami, meski itu sakit karena mereka seperti ini tidak ada dasar cinta. tapi entahlah ini hanya karena keduanya tidak mau mengakui perasaannya atau karena hal lain.
hampir setengah jam mereka melakukan seperti ini, bahkan keringan dingin semakin mengucuri peluh hyura karena sedikit takut dengan hal yang di lakukan chanyeol, chanyeol meraba punggung hyura, "basah? dia berkeringat? padahal aku tidak melakukan apapun, dia takut atau sedang menahan nafsu?" batin chanyeol bertanya2."kau berkeringat, kenapa?" chanyeol menjauhkan wajahnya dan bertanya pada hyura, "entahlah, mungkin karena ini baru pertama kalinya aku di perlakukan seperti ini dengan seorang lelaki" jawab hyura gugup, "hahaha, itu memang pantas karena baru kali ini kau bulan madu dengan suamimu" ceplos chanyeol sambil sedikit tertawa. "bulan madu? suami? apa dia kini menganggapku sebagai istrinya?" hyura dalam hati karena heran dengan perkataan chanyeol, "ups! mulutku kenapa malah menginginkan dia benar2 jadi istriku?" chanyeol sadar dan melepas pelukannya, "berdiri, pergilah" ucap chanyeol kembali dingin dan sinis.
hyura pun mengikuti perintah chanyeol sambil menatap chanyeol sayu dan kembali ke balkon resortnya untuk membuang pikiran bahwa chanyeol bisa menjadi suami yang romantis selayaknya pasangan suami istri yang menikah di usia muda. "tidak bisa, dia selalu dingin seperti ini" hyura sambil menundukkan kepalanya dan mendongakkan lagi agar airmatanya tidak keluar.
"maafkan aku hyura, aku tidak bisa menahan nafsuku untuk memiliki tubuh indahmu" chanyeol sambil melihat tubuh mungil nan sekseh hyura dari belakang.malam pun tiba, chanyeol tidak pergi malam ini, secangkir the sudah ada di meja ruang tamu yang hyura buat untuk chanyeol, hyura membuatnya saat chanyeol pergi mandi, "dia kini menjalani tugasnya melayaniku dalam hal seperti ini" chanyeol sambil menyeruput the buatan hyura tadi.
tapi dimana hyura? dinginnya malam tidak mengubah keinginan hyura untuk melihat pemandangan luar resortnya dari atas, padahal sudah cukup malam tapi hyura masih saja di luar di temani teh hangat yang dia buat, sendiri hanya sendiri meski hatinya iri melihat pemandangan di bawah sana tapi tidak ada pemandangan lain selain yang dia lihat saat ini.....
KAMU SEDANG MEMBACA
It Hurts [End] [Complete]
FanfictionCinta, menyakitkan Tak cinta, lebih menyakitkan "aku harus menikahi gadis yang tak kucintai! namun perlahan cinta tumbuh karena dia yang polos dan sangat pasrah dengan keadaan ini" chanyeol