So Dear ♡

36.1K 1.7K 105
                                    


"Papa, kita mau mana, sih?"

Ari terus-terusan berceloteh di sepanjang perjalanan dari rumah hingga sampai ke sebuah pelataran parkir ini. Otaknya berpikir keras untuk menebak-nebak ke mana sekiranya dia akan di ajak pergi.

Melihat mamanya berdandan cantik dan mengenakan pakaian dengan warna senada dengannya dan juga papanya, membuat Ari yakin jika mereka akan pergi ke sebuah acara. Bukan sekadar jalan-jalan seperti biasanya.

"Mama, kita mau mana sih?" tanyanya lagi, sekarang sambil mendongak melihat mamanya yang berjalan di sebelah kiri menuntun tangannya.

"Mau ke ulang tahun," jawab Dhika. Seketika dia merasa gemas sendiri karena Ari terus-terusan menanyakan tujuan mereka pergi.

Ari mendongak lagi ke arah kanannya di mana papanya berdiri sambil menuntun tangannya. "Siapa?" tanyanya penasaran. "Anak kecil?"

Rani tersenyum, mendengarnya. "Temennya papa."

"Kalau udah gede bisa ulang taun juga?"

"Bisa," jawab Rani, santai.

"Siapa, Ma?"

Dhika menggaruk tengkuknya lama-lama dia merasa semakin gemas saja karena Ari memutar-mutar pertanyaan yang sama. "Yang ulang tahun anaknya temen Papa, umurnya 6 tahun," jawab Dhika.

"Siap--"

Sebelum pertanyaan 'siapa' itu kembali meluncur dari mulut Ari, Dhika buru-buru mengangkat tubuh anaknya itu untuk di gendong supaya mereka lebih cepat sampai di tempat tujuan.

"Siap--"

"Kalau nanya lagi, Papa makan nih," ancam Dhika dengan suara geram mirip seperti suara monster.

Ari tertawa geli dibuatnya, papanya juga membuka mulut seolah-olah bersiap untuk melahap pipinya.

Setelah menunjukan surat undangan kepada petugas hotel, keluarga kecil itu berjalan menuju lift yang akan membawa mereka ke lantai 2 tempat pesta ulang tahun di selenggarakan.

Saat memasuki ruangan tempat pesta digelar, tak henti-hentinya mulut kecil Ari berseru kagum. Melihat ruangan itu diubah menjadi seperti istana di dalam dongeng. Rani dan Dhika pun sama terkagum-kagum melihatnya, Suana di ruangan ini benar-benar mewah dan berkelas untuk ukuran ulang tahun anak berusia 6 tahun.

Acara berlangsung seperti biasanya, ada MC yang memimpin acara dan beberapa artis yang sengaja diundang untuk sekadar memberi hiburan. Walaupun pada akhirnya hanya para orangtuanya sajalah yang menikmati penampilan artis tersebut karena anak-anaknya lebih memilih bermain di arena permainan yang di sediakan.

Dhika bahkan sampai berkeringat akibat mengekori anaknya yang berlari ke sana kemari, bermain pelosotan dan sebagainya. Sementara Rani asik mengobrol dengan ibu-ibu lainnya.

Setelah prosesi doa, tiup lilin dan pemotongan kue, acara pembagian hadiah untuk tamu undangan pun dimulai. MC memgumpulkan seluruh tamu undangan lalu mengajukan perayaratan; bagi siapa yang ingin mendapatkan hadiah harus bernyanyi atau menari di depan Mori, si gadis kecil yang sedang berulang tahun.

Ari yang sedang duduk diapit kedua orangtuanya mulai merasa penasaran ingin mencoba setelah melihat beberapa anak kecil bernyanyi lalu mendapat hadiah. Apalagi saat melihat si MC mengacungkan boneka anak kuda sebagai hadiah selanjutnya. Membuat tekad Ari semakin kuat untuk maju lalau bernyanyi demi boneka anak kuda yang sangat menggemaskan menurutnya itu.

"Siapa lagi yang mau dapat hadiah?" tanya si MC perempuan itu dengan suara lantang.

Ari menoleh ke kiri dan kanannya, tidak ada satupun anak yang maju. Dengan keberanian dan tekad yang kuat, akhirnya dia pun turun dari kursi lalu berjalan ke arah panggung.

Baby boyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang