Beranjak dewasa.

42.6K 2.1K 18
                                    



Suasana malam di ruang keluarga itu, tidak seperti biasanya. Tv masih menyala, padahal tidak ada yang menontonnya. Sementara mainan masih berserakan di mana-mana. Mulai dari mainan kendaraan, robot sampai mainan berbentuk hewan, berserakan di lantai yang beralaskan karpet itu.

Sedangkan si pemilik mainan-mainan tersebut tengah asik bermain di tangga. Naik turun di sana sambil sesekali bibir mungilnya menyenandungkan lagu yang terdengar tidak jelas.

"Abang," Rani yang baru keluar dari kamar langsung menegur sosok kecil yang tanpa lelah berjalan mondar-mandir di tangga itu. Padahal ini sudah hampir jam sembilan. Biasanya anak itu sudah terlelap. "Udah malam, tidur yuk!" ajak Rani, "tuh, Papa aja udah tidur." Rani menunjuk Dhika yang tertidur, bersandar pada bahu sofa.

"Gak mau," Ari mengedikan bahunya, mengabaikan mamanya. Dia malah semakin asik dengan kegiatannya itu. "Mau naik-naik."

"Abang," bujuk Rani, "Mama udah ngantuk, tidur yuk!" Tadinya Rani sudah akan tertidur dan membiarkan Ari bermain dulu dengan Dhika sampai anak itu mengantuk. Tapi faktanya, dia malah  mendapati suaminya yang terlelap, bukan Ari.

Ari tetap bergeming.  Bahkan suara nyanyiannya terdengar semakin kencang.

"Ya udah, Mama tinggal ya?"

Ari menghentikan kakinya. Melihat Mamanya berjalan pergi dari anak tangga ketiga. "Mama ikut," ujarnya. Senyum Ari merekah melihat mamanya kembali berjalan mendekat ke arahnya.

"Ayok!" Tangan Rani terulur meraih tangan Ari untuk membantunya turun, tapi tidak di sangka anak itu malah menepis tangannya. Membuat hati Rani terhenyak. "Abang, kenapa gak mau dituntun? Nanti jatuh coba."

"Sendili aja," ujarnya, tidak suka sambil terus menapaki anak tangga satu- persatu mengabaikan mamanya lalu berlari kecil menuju sofa untuk membangunkan papanya supaya tidur dengannya di kamar.

Rani termenung sejenak. Anaknya itu mulai beranjak dewasa dari hari ke hari. Ari bukan lagi bayi kecilnya, sekarang anak itu sudah bisa menolak dan memprotes, bahkan Ari sudah tidak mau diperlakukan seperti bayi lagi. Dan jika mengingat itu semua, membuat Rani mendadak sedih. Dia tidak bisa membayangkan jika Ari benar-benar sudah dewasa nanti. Apa Ari akan tetap menepis uluran tangannya.









17.09.24

Baby boyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang