Jangan pelit!

51.6K 2.6K 35
                                    

"Bang, bagi dong es krim nya. Sedikit."

Dhika berjongkok di hadapan Ari yang sedang duduk sambil melahap es krim cokelat.  Laki-laki yang masih mengenakan setelan kantornya itu, tidak tahan untuk tidak menggoda anaknya supaya mau membagi es krimnya.

Tetapi, jangankan membagi es krimnya pada Dhika, Ari bahkan sama sekali tidak melirik ke arah papanya itu, sedikitpun. Perhatiannya hanya terfokus pada es krim yang sudah agak mencair itu.

"Bang ... bagi ...." Dhika membuka mulutnya, memberi isyarat pada Ari agar menyuapinya.

"Gak," jawab Ari, memutar tubuhnya jadi membelakangi Dhika.

"Sedikit aja. Please," mohon Dhika sambil menyatukan telapak tangannya di depan dada.

"Ini gak enak," ucap Ari, "pahit."

Dhika mencibir. Dia tau itu hanya alasan anaknya saja. "Dasar pelit! Nanti Papa mau makan bakso, kamu jangan minta ya!"

Dhika berdiri lalu pergi meninggalkan Ari duduk sendirian di teras rumah sambil terkikik geli melihat ekspresi Ari.

☆☆☆☆

"Papa, enak gak?"

Ari menatap bakso di mangkuk yang dipegang Dhika dengan mata berbinar, lidahnya sesekali memelet saat Dhika menyuapkan bulatan bakso itu ke dalam mulut.

"Gak enak," jawab Dhika, "Pedas."

Tapi Ari tidak percaya, dia mendekatkan tubuhnya pada Dhika yang duduk bersila di atas karpet sambil menonton tv hanya untuk memastikan jika kuah bakso papanya itu berwarna merah atau tidak. Setaunya jika kuah itu berwarna merah berarti rasanya sangat pedas.

"Papa, bagi," ucapnya setelah melihat kuah bakso papanya itu bening yang artinya tidak pedas.

Dhika menggeleng.

"Sedikiiiiiiiiittttttt," pinta Ari dengan isyarat jari tangannya seperti sedang mencubit kecil.

Dhika menggeleng lagi.

"Papa, pis ...."

Dhika hampir saja tersedak baksonya sendiri saat mendengar Ari menirunya mengucapkan kata 'please'.

"Papa," pinta Ari agak kesal. Matanya sudah agak berembun siap untuk meneteskan air. "Papa pelit!" teriak Ari pada akhirnya sambil menangis.

"Makanya, Abang jangan pelit. Kalau ada yang minta harus dibagi, ya," pesan Dhika sambil menenangkan Ari, menyuapkan potongan bakso kecil ke mulut anaknya itu.







17.09.20

Baby boyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang