Terciduk.

27.3K 1.3K 41
                                    


"Krik ... krik ... krik ...."

Rani membuka mata kemudian menoleh ke kiri dan ke kanan, mencari sumber suara yang sudah mengganggu tidurnya.

"Suara apaan sih?" gumam Rani, setengah mengantuk.

"Kenapa?" Dhika ikut bersuara sambil menarik selimutnya hingga sebatas leher. "Ada apa?" tanyanya lagi.

"Kamu gak denger di kamar kita kaya ada suara jangkrik gitu?"

"Hm."

"Dhika, ih. Cariin kek, bunyinya bikin pengang juga masih bisa-bisanya tidur nyenyak."

Dhika menggeliat kemudian mengucek mata. "Paling itu jangkriknya ada di halaman, bukan di kamar."

"Tapi kok kenceng banget sih?"

Keduanya kemudian diam, membiarkan kamar itu hening sejenak.

"Krik ... krik ... krik ..."

"Tuh 'kan Dhik itu tuh kenceng banget," ucap Rani. Dengan sekuat tenaga diguncangnya tubuh Dhika supaya laki-laki itu terbangun dan segera mencari keberadaan hewan yang telah mengusik ketentraman tidurnya.

Dhika hanya bergumam tidak jelas, lalu bangun dan menyalakan lampu kamar.

"Itu jangkrik bisa masuk ke sini dibawa sama siapa coba?" Rani masih bertanya-tanya.

"Namanya juga hewan. Apalagi kecil kaya gitu, bisa aja dia ikut nempel ke baju pas kita ke haĺaman terus masuk  kebawa sampe kamar." Dhika beropini sambil menyalakan flashlight di ponselnya. Dia berjongkok mengintip ke kolong ranjang. "Gak ada, ah," gumamnya. Lalu dia berpindah dan mengarahkan cahanya dari ponselnya itu ke kolong nakas yang sempit. "Nah, ini ternyata."

"Ambil-ambil," seru Rani antusias. "Aku bilang juga apa? Itu pasti ada di kamar kita."

Butuh usaha ekstra bagi Dhika untuk bisa mengeluarkan serangga berwarna hitam tersebut, mengingat tangannya yang besar sementara kolong nakasnya agak sempit. Kemudian, setelah jangkrik itu ada di genggamannya, Dhika segera membawanya ke luar kamar dan dibuang ke halaman belakang.

"Tidur lagi, ayok" Sekembalinya dari halaman belakang, Dhika langsung naik lagi ke atas ranjang dan mengajak Rani tidur lagi.

"Untung Abang tidur sama ibu, kalau nggak, bisa-bisa dia ikut bangun dan gak tidur lagi," ucap Rani sesaat sebelum berbaring dan memeluk tubuh Dhika.

***

"Abang mau pake kerupuk, gak?" tanya Rani sambil menyerahkan nasi uduk pada Ari yang duduk di sampingnya ikut sarapan.

Ari menoleh sebentar ke arah piring papanya kemudian menggeleng.

"Ya udah, kasihin oma aja, ya?" Rani menggeser kerupuk untuk Ari ke arah Sukma.

"Iya." Ari mengangguk.

"Jendela kamarnya tutup rapat coba, biar gak ada lagi jangkrik yang masuk," celetuk Dhika sambil mengunyah sarapannya. "Kalau udah dari halaman belakang cek dulu, dia ikut nempel apa nggak."

"Ih, emang sekarang udah jarang dibuka kok. Lagian aku jarang lama-lama diem di belakang,  paling nemenin Abang main doang," timpal Rani, seraya menyuapi Ari.

"Emang ada apa?" tanya Sukma.

"Itu, Bu. Semalem tuh ada jangkrik di kamar, suaranya berisik banget bikin gak bisa tidur," jawab Rani.

"Oh." Sukma mengangguk paham.

Sementara Ari hanya diam memperhatikan. Fokusnya hanya untuk mengunyah nasi uduk yang disuapi mamanya saja.

Baby boyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang