Raditya Adiwangsa.

28.8K 1.3K 114
                                    

Setiap kali berkunjung ke Indonesia, Adiwangsa dan Fatima memiliki kebiasaan mengundang keluarga Rani untuk datang ke rumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setiap kali berkunjung ke Indonesia, Adiwangsa dan Fatima memiliki kebiasaan mengundang keluarga Rani untuk datang ke rumah. Sekadar silaturahmi dan mengobrol sambil makan-makan.

Hari ini pun begitu, beberapa anggota keluarga Rani datang bertamu ke rumah, seperti; Sukma, Diandra dan keluarganya, juga ada Shinta dan kelurganya, anak dari tantenya Rani yang kebetulan sedang menginap di rumah Sukma.

Di saat para orangtua sedang mengobrol di ruang keluarga, Ari mengajak Genta juga Rio yang juga masih sepupunya itu bermain di teras belakang. Dan seperti biasanya Ari mengeluarkan beberapa mainan miliknya untuk dimainkan bersama.

"Aku kan sama kakeknya Ari dikasih robot yang ada remotenya." Genta bersuara di sela keasyikannya memainkan mobil-mobilan milik Ari sambil menatap Rio, si anak yang diajaknya berbicara. "Bagus banget."

"Aku gak dikasih," ucap Rio, murung.

"Kakeknya Ari gak kenal kamu," balas Genta, polos.

Mendengar itu, Rio merengut sambil memeluk kotak pelastik berwarna hijau yang dibawanya dari rumah.

"io," panggil Ari, bocah itu menaruh boneka kucingnya ke atas meja lalu menghampiri Rio. "Ini apa?" tanyanya sambil menyentuh kotak plastik yang sedari tadi tak mau Rio lepaskan.

"Ini tuh kura-kura," jawab Rio, memeluk kotaknya agresif.

"Kula-kula apa?" tanya Ari.

"Bukan kula-kula, kura-kura," ralat Rio.

"Ih Ari kan masih belum bisa bilang R, Rio. Jadinya kula-kula," bela Genta sambil menatap Ari.

"Heeh."

Rio mendelik, bocah dengan rambut plontos itu lantas membuka tutup kotaknya. "Boleh diliat tapi jangan dipegang. Nanti mati."

Kendati tidak mengerti, Ari tetap mengangguk sambil melihat isi kotak Rio. "Ini taltel," ujar Ari semangat. Matanya sampai berbinar melihat binatang seukuran uang logam itu. "Ih bagus."

"Ini kura-kura belinya jauh jadi bagus." Rio menutup kembali kotaknya, namun ditahan Ari.

"io, Abang mau liat," kata Ari sambil menatap Rio.

"Gak boleh. Nanti kalau lama-lama kena sinar matahari bisa mati Ari."

"Ih, mau liat," ucap Ari kekeh. Gigi-gigi susunya sampai gemeretak karena saking gemasnya pada Rio yang tetap ingin menutup kotaknya. "Abang mau lihat."

"Rio kasih liat aja sebentar." Genta bangun dari duduknya berniat membantu Ari untuk membujuk Rio. "Kura-kuranya kuat kok."

"Gak mau." Dengan kasar Rio menepis tangan Ari yang memegang kotaknya. "Nanti diminta sama Ari,"ucapnya.

"Mau liat aja." Mata Ari berkaca-kaca selagi mengatakan itu. "Piisss …" ucapnya dengan bibir mencebik.

"Gak boleh." Rio menyembunyikan kotaknya ke belakang tubuh.

Baby boyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang