Calon pembalap.

32.6K 1.7K 45
                                    


"Cuma beli ini doang?" Dhika bertanya lagi untuk memastikan jika tidak ada tambahan apapun lagi di daftar belanjaannya pada Rani.

"Iya, beli popok sama makanannya Moli, terus gula doang. Belanja cuma segitu, padahal gak perlu dicatat atuh Dhik." 'Dasar lelaki!'

"Takut salah merk, nanti kamu manyun," ledek Dhika. "Ini beli popok, emang Abang masih mau pake popok, ya? Bukannya dia suka ngamuk kalau dipakein itu."

"Kalau siang emang ngamuk, tapi kalau malam sih nggak," ucap Rani sambil berjalan ke halaman belakang. "Panggil Abang dulu."

"Mama, awassss ...."

Ari sudah lebih dulu muncul dengan sepeda roda tiga memakai sepatu bot berwarna kuning kebanggaannya sambil melaju cepat diikuti Ceci. Membuat Rani harus menyingkir guna memberi jalan.

"Abang ih, Cecinya jangan dibawa masuk ke rumah," omel Rani. "Nanti dia pup."  Matanya menatap geli pada unggas berwarna kuning peliharaan anaknya itu. "Suruh keluar lagi."

Ari berhenti sejenak mengayuh sepedanya lalu menoleh pada Ceci yang diam di sampingnya. " Tapi Ceci mau main di dalam sama Moli," ujarnya.

"Main apaan? Tuh Molinya aja lagi tidur." Rani menunjuk Moli yang asik bersantai di lantai, bahkan kucing itu menatap malas akan kehadiran anak bebek itu. "Nanti Cecinya dinakalin lagi sama Moli. Sekarang mending Ceci masukin lagi ke kandangnya."

"Bawa lagi, Bang. Mama takut tuh sama Ceci," timpal Dhika sambil terbahak melihat istrinya yang ketakutan pada Ceci.

"Ooooohhh ...." Tanpa rasa geli dan takut sedikitpun Ari memangku Ceci dan dimasukannya ke dalam keranjang yang terletak di bagian depan sepedanya. Membuat Rani semakin bergidik melihat tingkah laku anaknya tersebut.

Bak seorang pembalap profesional Ari memutar sepedanya dengan gerakan cepat, lalu menggowesnya dengan sepenuh tenaga. Hingga membuat Dhika yang tengah duduk di sofa berdecak kagum dan bertepuk tangan.

"Aku bilang juga apa, Abang itu calon pembalap, tinggal masukin sekolah balap, jadi deh," ujar Dhika, bangga. Matanya melirik pada Rani yang tampak tidak suka saat mendengar ucapannya.

"Gak setuju!" balas Rani ketus, berjalan tergesa ke halaman belakang untuk memastikan Ari sudah memasukan Ceci ke kandangnya atau belum.


17.10.11

11

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Baby boyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang