Hari ini Nina memaksa kepada bik Isah untuk mengizinkannya masuk sekolah. Meskipun kondisinya masih belum sehat, ia tetap ngotot sekolah. Keinginanya itu sebenarnya semata-mata karena ia ingin bertemu dengan Reyhan. Semalam ketika ia bangun tidur, bik Isah menceritakan bahwa Reyhan datang menjenguknya. Mendengar itu, Nina merasa sangat bahagia. Ia beranggapan bahwa Reyhan tidak marah lagi dengannya.
"Nina." Teriak Cika dan Amel begitu melihat kedatangan Nina dikelasnya.
Nina melebarkan senyumnya mengetahui masih ada orang yang merindukan kehadirannya disekolah. Ia berjalan menuju mejanya lalu duduk.
"Lo sakit apa Nin?" Tanya Amel khawatir.
"Cuma demam doang kok,"
"Lo gak sakit gara-gara dibentak pak Reyhan kan?" Tanya cika.
"Gak kok," Ujar Nina tersenyum.
"Eh kemarin Dava kelihatan uring-uringan karna lo gak masuk." Cika melapor kepada Nina.
"Masak sih?" Nina tidak yakin akan ucapan Cika, karena setahunya Dava jutek kepadanya.
"Beneran," melirik Amel "Yakan Mel?"
Amel mengangguk "Iya Nin." Menegaskan.
"Hmm, eh ada PR gak?" Tanya Nina mengalihkan pembicaraan.
"Ada. PR matematika." Jawab Amel.
"Eh eh kemarin juga Nin," jeda Cika "pak Reyhan pas tau lo gak masuk dia kayak gak konsen ngajar gitu, sepertinya dia merasa bersalah karena udah bentak lo." Jelasnya.
Mendengar cerita Cika, Nina menyunggingkan senyum kemenangan.
**
Bel kelaur bermain sudah terdengar ditelinga parasiswa kelas 12 IPA 2. Begitu guru keluar kelas, mereka semua berbondong-bondong untuk menyerbu kantin. Begitu juga dengan dua sahabat Nina yaitu Amel dan Cika.
"Nin, kantin yuk." Ajak Amel.
"Gak deh, kepala gue sedikit pusing." Tolak Nina.
"Ya udah lo disini aja, nanti gue bawain jajan." Kata Amel baik hati.
"Thank's ya."
"Santai aja lagi, kita kan teman." Balas Amel sambil menepuk bahu Nina.
Setelah kepergian Amel dan Cika, hanya ada Nina didalam kelas. Ia meletakkan kepalanya diatas lipatan kedua tangannya. Selang beberapa menit, tiba-tiba seseorang datang menghampiri Nina.
"Nina." Panggilnya.
Nina yang mendengar namanya di panggil langsung mengubah posisinya menjadi duduk tegak.
"Didit? Kenapa?"
"Ini buat lo." Kata Didit sambil memberikan sesuatu.
Nina menerima pemberian Didit "Apaan nih?" tanyanya masih belum tahu apa isi dari pemberian Didit.
"Itu bekal makanan." Tersenyum "karena kemarin lo udah bantuin gue dari Andi dan teman-temannya."
"Repot banget sih lo," canggung "Kita kan teman, jadi wajarlah kalau gue bantuin lo." Jelas Nina.
"Iya Nin. Ayok dimakan." Pinta Didit.
Nina membuka kotak manan yang diberikan Didit, sedangkan Didit duduk dikursi Cika "Gue makan ya." Kata Nina sembari menyuapkan makanan kemulutnya.
"Enak gak?" Tanya Didit begitu Nina menyuap makanannya.
"Hmmm enak, enak banget." Mengacungkan jempolnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Teacher My Husband (Revisi)
Romance# 5 in Romance - 12 Mei 2018 (Private 76 sampai End) Aku mencintainya sangat mencintainya namun lelaki itu adalah guruku sendiri ~ Nina Entah mengapa, perlahan aku mulai mencintainya. Aku mencintai Istriku yang juga adalah muridku sendiri ~ Reyhan