13

49K 2K 35
                                    

Haiii....

Sebelum membaca, di VOTE dulu ya..

Selamat membaca.



"Pak." Teriak Nina sambil melambikan tangan kearah Reyhan.

"OMG Nin." Panggil Amel, karena sedikit syok melihat kelancangan Nina.

"Pak Reyhan." Teriaknya lagi.

"Rey, mereka manggil kamu." Kata Sonya mendengar Reyhan dipanggil.

Reyhan dan sonya melangkah menuju meja ketiga remaja itu.

"Kalian disini juga?" Tanya Reyhan basa basi.

"Iya pak." Timpal Nina.

"Bapak gabung aja sini." Ajaknya. "Hai tante." Sapa Nina sksd pada Sonya.

"Kamu yang waktu itu di mall kan?" Tanya Sonya memastikan.

"Iya tante." Balas Nina tersenyum "Tante inget aja."

"Pak gabung disini aja." Kata Amel basa-basi.

Reyhan tersenyum "Tidak usah, saya tidak mau mengganggu kesenangan kalian." Jedanya "Ayo Sonya." Melingkarkan satu tangannya ke pinggang Sonya.

"Sorry ya adik-adik." Ujar Sonya lalu melangkah pergi.

"Eh Nin, emang lo pernah ketemu sama tu perempuan?" Tanya Cika begitu Reyhan dan Sonya sudah jauh dari tempat mereka.

"Iya. Waktu gue bolos pas pertama masuk sekolah."

"Pantes pak Reyhan sensi sama lo, ternyata kesan pertama lo buruk." Cibir Cika.

Nina tidak membalas cibiran Cika, ia hanya focus memakan makanannya dengan berbagai pikiran dibenaknya.

Tiba-tiba ponsel Nina berdering. Ia melihat nama yang tertera dilayar ponselnya.

"Papi?" gumamnya pelan. "Gue angkat telpon bentar ya." Izinnya kepada kedua temannya.

Cika dan Amel hanya menganguk mengiyakan.

Nina berjalan menjauh dari keramaian.

"Hallo pi." ucap Nina begitu telponnya ia jawab.

"Hallo sayangnya papi. Kata Juna, kamu lagi sakit?"

"Aku baik-baik aja kok pi."

"Kamu jangan bohong." Pinta Juan.

"Beneran pi, Nina baik-baik aja."

"Terus kenapa Juna bilang kalau kamu sakit?"

"Om juna bohong supaya papi nelpon aku." Nina berbohong karena tidak ingin membuat papinya khawatir.

"Tapi bener kamu gak sakit?" memastikan.

"Iya pi, Nina gak sakit."

Terdengar ditelinga Nina, Juan sedang menghembuskan nafas "Maafkan papi ya sayang."

"Iya papi, Nina ngerti kok." Balasnya sok tegar.

"Ya udah kalau begitu, kamu lanjutkan kegiatan kamu ya nak." Ucap Juan lembut.

"Iya pi." balas Nina dan menutup panggilan.

Nina menyandarkan tubuhnya di tembok. Ia menunduk sambil memegang kedua pipinya.

"Kalau Nina sakit, apa papi mami akan pulang." Gumam Nina.

"Pasti, karena mereka menyayangi putrinya." Ucap seseorang.

My Teacher My Husband (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang