Awalnya mau buat part mesra-mesra. Tapi karena alur untuk masuk ketahap itu belum nemu, yah jadinya part mesranya kagak jadi 😅
Sampai-sampai thor kumpulin beberapa refrensi buat dijadiin panduan dipart mesra-mesranya hahaha 😆
Part ini bikin thor sedikit sedih loh, ngetiknya bikin nyesek dan gak tega gitu. Nina maafkan author ya 😭
Terimakasi untuk vote 500-nya.
Waktu ngeliat vote udah 500-an itu rasanya thor kayak dikejar-kejar depkolektor tau 😂
Vote 500-nya kan udah bisa tembus dalam sehari, berarti sekarang thor minta vote 600-nya ya hihihi (ngelunjak) 😆
Maaf kalau part ini pendek dan gak sesuai dengan harapan ya.
selamat membaca.
***
Akibat kejadian disekolah tempo hari ketika Nina tanpa sengaja melempar bola kearah bu Cinta, Juna datang kesekolah Nina untuk mengurus permasalahannya. Setelah sebelumnya pihak sekolah menghubungi dan menceritakan kepada Juna pagi tadi.
Hari ini Nina akan menjalani persidangan untuk menghadapi perkara yang di ajukan bu Cinta.
Dengan hati was-was Nina memasuki ruang kedisiplinan. Ternyata diruangan itu semua orang telah menunggu kedatangannya.
Terlihat ada Juna, selaku walinya. Buk Anggun selaku wali kelasnya. Reyhan selaku perwakilan salah satu pemegang saham disekolah itu. Pak Brata selaku kepala sekolah, dan buk Cinta selaku korban.
Mendapati dirinya berdiri dihadapan kelima orang dewasa itu membuat Nina tersenyum miris. Hanya karena kecelakaan yang tidak sengaja ia lakukan membuatnya harus menjalani sidang kedisiplinan.
Nina menatap mata sendu Reyhan. Dalam hati Nina meras miris. Sejak kemarin Reyhan selalu berkata 'Semuanya akan baik-baik saja'. Namun nyatanya saat ini yang terjadi malah sebaliknya. Tidak ada yang baik-baik saja. Bahkan laki-laki itu tidak menampilkan ekspresi baik-baiknya.
Nina gugup dan tidak percaya diri. Mengingat catatan kedisplinannya itu sudah penuh, dan ditambah lagi masalah kali ini. Sepertinya ia akan di DO. Hal yang membuat Nina merasa takut dan uring-uringan sejak kemarin.
"Nina Juanis!" panggilan itu terdengar jelas di telinga Nina. "Apa kamu tahu kenapa kamu dipanggil kesini?" Pak Brata mengawali dengan bahasa yang terdengar basa-basi di telinga Nina.
Nina menatap Brata dengan tatapan serius. "Tahu pak." Sahutnya sopan.
Mendapat jawaban dari Nina, Brata kembali melanjutkan ucapannya. "Kata buk Cinta, kamu melemparkan bola kearah beliau dengan sengaja." Tuturnya.
Yang membuat Nina menaikkan alisnya. "Tidak pak, saya tidak sengaja." Ucapnya membela diri namun masih terdengar sopan.
"Jangan bohong kamu! Katakan yang sejujurnya." Bentak Cinta sengit tidak terima dengan penjelasan Nina.
Nina menoleh kearah Cinta yang tidak terima dengan jawaban Nina. "Tidak bu. Saya tidak sengaja melukai ibu." Sanggah Nina cepat dan mantap.
Cinta tersenyum miring. "Anak seperti kamu terlalu terbiasa untuk berbohong." Balasnya meremehkan.
"Tenang buk." Pinta Brata. "Nina, jawab yang sejujurnya." Perintahnya tegas.
"Pak, keponakan saya sudah jujur. Ia tidak mungkin melukai gurunya sendiri." Bela Juna karena kesal melihat Nina dipojokkan begitu.
"Walau gadis ini keponakan anda, tapi anda tidak mengenalnya lebih dalam pak. Anda tidak usah membela anak yang salah." Bantah Cinta keras.
Mendengar ucapan Cinta, Juna menjadi geram. "Saya kenal dia! Saya yang membesarkan dia. Jadi saya tahu kapan dia berkata bohong dan kapan dia berbicara jujur." Sahut Juna sudah mulai emosi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Teacher My Husband (Revisi)
Romance# 5 in Romance - 12 Mei 2018 (Private 76 sampai End) Aku mencintainya sangat mencintainya namun lelaki itu adalah guruku sendiri ~ Nina Entah mengapa, perlahan aku mulai mencintainya. Aku mencintai Istriku yang juga adalah muridku sendiri ~ Reyhan