44

51.3K 2.2K 122
                                    

Maaf ya readers ku sayang baru update sekarang :D

Ada yang masih nungguin MTMH gak nih???

Author boleh minta tolong gak??? Minta votenya dong di cerita aku yang "Kisah Jackson". 

Thor bakalan lanjutin part MTMH kalau vote "Kisah Jackson" malam ini bisa sampai 200an.

Hihihi, ngancam sedikit gpp lah ya :D

Selamat membaca ;)

***

"Kok lo disini? Nina mana?"

"Lagi tidur."

"Loh dia gak sekolah?"

Pagi-pagi sekali Juna bertamu kerumah keponakannya itu. Setelah tadi pagi Ria ARTnya menceritakan jika Nina berantem dengan Juna dan Nina mogok makan.

"Gak." Reyhan berjalan menuju meja makan.

"Bukannya lo harusnya ada dirumah bokap lo?" Tanya Juna yang memperhatikan grak-grik Reyhan.

"Gak. Gue balik semalam." Jawab Reyhan enteng.

"Lo jangan kebiasaan manjain Nina. Apalagi dikasi bolos gini." Juna berjalan menaiki tangga.

"Lo mau kemana?" Tanya Reyhan dengan cepat begitu Juna menaiki anak tangga satu persatu.

"Gue mau bangunin tu bocah biar dia masuk sekolah."

Mendengar ucapan Juna, Reyhan dengan kilat berlari menghadang langkahnya.

"Lo gak usah nemuin dia."cegah Reyhan cepat.

"Lo apaan sih? Minggir!"

"Gak!" Reyhan semakin keukeuh.

"Lo gak usah manjain dia. Gue mau bangunin dia dan suruh dia brangkat sekolah." Juna mulai jengkel karena Reyhan menghalanginya.

"Biar gue aja yang bangunin. Lo diem disini." Ucap Reyhan mengintruksi.

"Lo terlalu lembek. Mending gue aja." Juna dengan cepat menggeser tubuh Reyhan. Lalu berlari menaiki tangga.

Merasa gagal. Reyhan meremas rambutnya. "Dia lagi telanjang, Jun." sahut Reyhan sedikit berteriak. Sesungguhnya Reyhan malu harus berkata seperti itu kepada Juna.

Juna berhenti. Berbalik menatap Reyhan. "Lo ngomong apa?" Tanya Juna. Mencoba memastikan kembali karena ia tidak yakin dengan apa yang didengar sebelumnya.

Reyhan nyengir kaku "Semalam gue habis anu sama dia." Balas Reyhan tanpa dosa.

"Fuck you, dude." Histeris Juna. Kemudian ia berjalan menuruni tangga.

"Apa lo gak bisa ngelakuin itu pas dia libur sekolah?" ketus Juna.

Reyhan mengekori Juna. "Gak tahan gue, om."

Mendengar balasan Reyhan, Juna semakin jengkel "Gak punya otak." Gerutunya.

Melihat Juna tersulut emosi, Reyhan mulai menyeringai. "Punya kok. Dua malah. Otak atas dan otak bawah. Otak atas pakai buat mikir, otak bawah pake ena-ena sama ponakan lo." Sahut Reyhan lagi tanpa dosa.

"Bangsat! Mimpi apa gue punya menantu kayak lo." Juna merebahkan tubuhnya disofa. Kemudian mengambil remot TV.

"Makaknya nikah lo. Enak tahu." Jika Juna kesal, itu merupakan kebahagian bagi Reyhan.

"Jangan sok nasehatin gue."

"Sebagai keponakan yang baik, gue wajib harus nasehatin lo." Bantah Reyhan.

My Teacher My Husband (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang