19

47.8K 1.7K 89
                                    

Yuk di VOTE dulu sebelum membaca.

Selamat membaca.

***

Reyhan mengambil baju pengantinnya yang senada dengan warna gaun Nina. Ketika Nina memasuki ruang ganti untuk mengganti pakaiannya, Reyhan ternyata sibuk diluar bersama Nata untuk memilih-milih baju pengantin yang akan ia kenakan.

Setelah mereka berdua mendapatkan pakaian yang akan digunakan dihari pernikahannya, selanjutnya Reyhan mengajak Nina untuk mencari cincin pernikahan.

"Aduuh lapar." Rengek Nina. Sebenarnya itu bukan rengekan, tetapi sebuah sindirian. Sindirian untuk Reyhan yang tak kunjung mengajakkan makan semenjak pulang sekolah.

Reyhan menoleh kearah Nina sekilas, lalu kembali memfokuskan pandangannya kedepan karena ia sedang menyetir.

"Om Juna, Nina lapar." Nina mencoba merengek sekali lagi. Namun ternyata nihil, Reyhan tak kunjung berkomentar apapun.

Nina mendengus dengan sikap dingin calon suaminya itu.

'DASAR ES BATU." Teriak Nina membatin.

Hening. Mungkin hanya itu suasanan yang tergambar di antara dua insan itu. Nina yang focus mengarahkan pandangannya kearah jendela disebelahnya, sedangkan Reyhan fokus dengan kegiatan menyetirnya.

Selang beberapa menit, Reyhan memberhentikan mobilnya disebuah restoran.

"Kok berhenti? Gak jadi cari cincin?" Tanya Nina begitu menyadari mobil berhenti.

Reyhan menoleh kearah Nina "Katanya lapar. Apa tidak jadi lapar?" Tanya Reyhan masih stay menggunakan bahasa formalnya.

Nina tersenyum sempurna dengan menunjukkan sederetan giginya. Lalu keluar mobil mengikuti Reyhan.

"Tunggu," Reyhan menarik tangan Nina "Kamu pakai ini dulu." Memberikan paper bag yang baru ia ambil di dalam mobilnya.

"Apa?"

"Itu baju. Saya malu harus nenteng kamu kesana kemari dengan seragam." Terang Reyhan.

Nina mengernyit "Dia malu jalan sama gue? Astagaaa parah lo pak. Jahatnya kebangetan banget dah." Gerutunya dalam hati.

"Ayo diganti, kenapa bengong?"

"Nanti aja selesai makan, Nina lapar banget pak." Sahutnya dan langsung memasuki restoran meninggalkan Reyhan. Ia sengaja tidak ingin mengganti seragam sekolahnya, karena ia ingin mengerjai Reyhan. "Biarin aja, biar dia dikira pedofil." Gumam Nina pelan lalu tertawa kecil.

"Silahkan dinikmati." Kata seorang waitress setelah selesai meletakkan makanan pesanan Nina dan Reyhan di meja.

"Terimakasi." Balas Nina ramah.

Setelah mendapat ucapan balasan dari Nina, waitress pun pergi meninggalkan meja Nina dan Reyhan.

Reyhan dan Nina menyantap makan siang mereka dalam suasana bisu. Bukan makan siang juga, tepatnya makan sore.

Ditengah kekhusyukan mereka makan, tiba-tiba ponsel Nina berdering.

"Nina angkat telpon bentar ya pak." Izinnya tanpa menatap Reyhan dan langsung pergi.

Tidak terlalu lama ia menerima telpon, Nina lalu kembali ketempatnya. Namun ia sedikit terkejut, ketika melihat seorang wanita sedang asik berbicara dengan Reyhan.

"Permisi." Nina datang dan menyadarkan mereka berdua dengan keberadaannya.

"Eh siapa nih?" melirik Reyhan "Pasti keponakan lo ya Rey." Tebak wanita itu. "Cantik, sama kayak omnya." Lanjutnya memuji.

My Teacher My Husband (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang