31

48.3K 1.8K 139
                                    

Partnya sedikit garing.

Selamat membaca.


***

Hari ini Nina memutuskan untuk menjadi anak baik, ia akan belajar dengan rajin, tidak akan bolos lagi. Dan benar saja, sejak jam pelajaran dimulai, Nina hanya duduk anteng memperhatikan penjelasan guru, dan ia tidak melakukan hal yang macam-macam yang akan membuat dirinya terkena masalah.

"Nin, kantin yuk." Dava mencoba menggoyahkan niat Nina untuk menjadi anak baik.

Nina melirik Dava sekilas "Dav, ini belum waktunya istirahat." Balas Nina malas.

"Ya gakpapa, kita bolos aja." Ucapnya enteng.

"Gak. Mulai sekarang gue mau jadi anak baik." Jelas Nina.

"Alaaah, gak pantas lo." Cibir Dava.

"Jangan berisik!. Gue mau belajar." Tegasnya.

"Gak asik lo." Balas Dava putus asa.

"Bodo amat."

Beberapa menit kemudian.

"Nin, gue laper kantin yuk." Rajuk Dava karena sejak tadi Nina tidak menghiraukannya.

"Nina." Dava lagi-lagi memanggil Nina karena Nina tidak meresponnya sama sekali.

"Dava stop! Gue mau belajar." Sahut Nina dengan sedikit menahan suaranya agar tidak pecah dan menggelegar.

Dava mendengus kesal "Ok fine." Dava menyerah, ia meletakkan dagunya diatas meja sambil mendengar penjelasan guru.

Nina melirik Dava sekilas kemudian tersenyum karena tingkah Dava yang seolah sedang mengambek.

Begitu bel istirahat berbunyi, guru langsung mengakhiri pelajarannya dan melangkah meninggalkan kelas.

"Lapar lapar lapar." Rengek Nina sembari merapikan bukunya dan memasukkannya kedalam tas. Sebenarnya sejak tadi ia sudah lapar, namun karena niatan untuk menjadi anak baik ia terpaksa menahan rasa laparnya.

"Gue juga." Ucap Dava ikut-ikutan.

"Guys kantin yuk." Ajak Nina.

"Tunggu, gue beresin ini dulu." Sahut Amel yang sedang merapikan bukunya. "Selesai." Lanjutnya.

"Ya udah yuk." Ajak Nina lagi. "Dava tunggu." Teriak Nina karena Dava sudah meninggalkan mereka.

"Nin pelan-pelan." Pinta Cika karena ditarik oleh Nina.

"Nanti kita ketinggalan, terus gak dapet tempat."

"Kan ada si Dava, Nin." Ujar Amel.

"Iya kalau dia mau bokingin meja, kalau gak kan bisa ngesot lo berdua." Ucap Nina memperingati.

"Lo juga kale Nin." Balas Amel karena tidak terima Nina hanya menyebutnya dan Cika.

Nina terkekeh mendengar Amel yang memperotes ucapannya.

"Eh eh, apa mereka pacaran?" Tanya Cika begitu memasuki kantin.

"Gaklah." Tegas Nina.

"Gue yakin mereka punya hubungan." Ujar Cika masih kekeh dengan ucapannya sebelumnya.

"Enggak Cik." Ucap Nina kembali.

Cika menoleh menatap Nina "Kok lo yakin banget?"

'Karena gue istrinya.' Teriak Nina dalam hatinya.

My Teacher My Husband (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang