58

47.6K 2K 105
                                    

Selamat bermalam minggu.

Part ini gak ada romantisnya, gak papa ya. Anggap saja part figuran 😊

Yeeey, terimakasi untuk vote 600-nya ya 😙

Thor minta vote 600-nya dipertahankan.

Selamat membaca.

***

"Kok mukanya murung? Cerita sama mama." Pinta Yanti.

Sepulang dari aksi bolosnya, Nina tidak langsung pulang kerumah. Tetapi Gadis itu memutuskan untuk pulang kerumah mertuanya. Dengan alasan untuk menghindari Reyhan. Nina enggan bertemu dengan laki-laki itu setelah apa yang ia lakukan kepada Nina.

"Nina gak papa, ma." Sahutnya. Nina tidak ingin menceritakan masalah yang dialami kepada mertuanya itu. Apalagi jika masalahnya hanya akan menjadi beban pikiran untuk Yanti.

"Kalau gak ada apa-apa, terus kenapa mukanya ditekuk gitu?" Tanya Yanti lagi setelah menjelajahi raut wajah murung menantunya.

Nina menghela nafas. Ternyata berkata 'tidak apa-apa' tidak membuat Yanti berhenti mengintrogasi. "Nina Cuma capek aja ma." Elaknya asal.

Yanti sebenarnya tahu jika Nina sedang menyembunyikan masalah, namun Yanti tidak ingin memaksanya untuk bercerita jika Nina sendiri tidak menginginkannya. "Terus Reyhan tahu kamu pulang kesini?"

Nina menatap Yanti. Lalu menggeleng pelan. "Nina mohon sama mama jangan bilang ke Reyhan kalau Nina ada disini." Ujarnya penuh permohonan. Berharap Yanti akan mengiyakan dengan mudah.

Namun sepertinya tidak, karena kini Yanti terlihat mengernyit memikirkan sesuatu. "kenapa?" lagi-lagi Yanti mengeluarkan sebuah pertanyaan, bahkan pertanyaan Yanti terdengar menuntut sebuah jawaban.

Nina kembali diam. Ia menunduk. Sejujurnya Nina berat menceritakan masalahnya kepada wanita paruh baya yang sdang menatapnya intens.

"Kalau kamu gak mau cerita sama mama, sekarang juga mama telpon Reyhan buat jemput kamu." Ancam wanita itu. Yanti tidak suka melihat menantunya itu bungkam. Ia menginginkan Nina bisa menceritakan masalahnya kepada dirinya.

Baiklah. Nina menghembuskan nafas pelan, kemudian kembali menatap Yanti. "Reyhan gak percaya sama Nina, ma." Terangnya pasrah akibat ancaman Yanti sebelumnya.

Mendengar sedikit penjelasan Nina, Yanti mengangguk paham. Ia paham betul apa yang Nina rasakan. Karena tidak mendapat kepercayaan dari sang suami itu menyakitkan.

Yanti tidak bertanya lagi. Karena khawatir sang menantu tidak nyaman bersamanya.

**

Tidak mendapati Nina berada dirumah membuat Reyhan kembali dilanda gelisah. Apa yang ditakutkan sejak tadi benar-benar terjadi. Terlintas sebuah penyesalan dalam benaknya karena tidak mengikuti dan mengawasi Nina sampai pulang.

Begitu pengintipannya di danau membuahkan hasil, dengan hasil hatinya perih melihat Nina menangis. Reyhan memutuskan untuk kembali kesekolah.

Dan disinilah ia. Diruang tempat ia meratapi penyesalannya. Reyhan lagi-lagi menyakiti Nina. Setelah belum lama ia menyakiti gadisnya waktu itu.

Reyhan kembali menghubungi ponsel Nina. Namun baru ia akan mendial nomornya, matanya menangkap sebuah benda pipih berada diatas meja rias Nina. Itu adalah ponsel gadisnya. Reyhan semakin tersiksa. Bagaimana ia akan menghubungi Nina jika ponselnya saja tidak ada bersamanya.

Reyhan melangkahkan kaki keluar kamar dengan perasaan kacau.

"BIK!!" Teriaknya putus asa.

Dengan langkah buru-buru bik Isah menghampiri Reyhan yang terlihat berantakan. "Ada apa mas?" tanyanya lembut.

My Teacher My Husband (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang