Dapat kiriman lagu dari teman sebagai hiburan sambil baca part ini.
Niatnya malam ini gak update, tapi karena banyak yang nuntut janji jadinya aku bela-belain buat nulis lagi.
Partnya berisi 1112 kata, sedikit kalau dibaca, tapi panjang banget kalau nulis+berimajinasi.
Sebelum dibaca, yuk klik VOTE-nya dulu.
Kalau part ini bisa tembus 300 vote, besok aku update 2 part deh :D
Selamat membaca.
***
"Pagi anak nakal."
Baru saja Nina menginjakkan kakinya di lantai bawah, terdengar suara seseorang menyapanya.
Nina mengarahkan pandangannya kesumber suara. Ia melihat sosok Juna sedang duduk di meja makan dengan sepotong roti ditangannya dengan mulut penuh dengan makanan.
"Om ngapain pagi-pagi disini?" Nina berjalan menuju Juna kemudian berdiri disampingnya yang sedang menyantap rotinya. Ia menatap Juna dari rambut samapi kaki-kakinya, lalu mengendus-endus tubuh Juna.
"Apa sih bocah. Dikasi ketek baru tahu rasa." Omel Juna karena Nina mengendus-endus tubuhnya, bahkan Nina menarik-narik bajunya untuk diciumi.
"Om nginep disini?" Tanya Nina tak percaya.
"Kok kamu tahu om nginep disini?" Juna balik bertanya.
"Om bau, makaknya tahu." Ledeknya. Kemudian ia ikut duduk disamping Juna.
"Apa hubungannya om bau sama nginap." Gerutunya.
"Biasanya om itu kalau pergi-pergi harus wangi, nah ini boro-boro wangi..." jeda Nina "bau asem iya."
"Tapi gantengkan...." Pujinya lengkap dengan tangan yang menyisir rambut kebelakang.
"Ekkkkkh."
Juna terkekeh geli melihat ekspresi wajah Nina.
"Om antar Nina sekolah ya." Pintanya sembari memasukkan roti ke mulutnya.
"Punya uang berapa kamu?" Balas Juna enteng seoleh minta imbalan.
"Om durhaka." Cibirnya.
"Gak ada itu sejarahnya om durhaka." Ucap Juna membela diri.
"Ada kok."
"Mana buktinya?"
"Buktinya... ni orangnya ada didepan Nina."
Mendengar ucapan Nina, Juna meliriknya "Gak dikasi uang jajan baru tahu rasa kamu." Ancamnya.
"Beraninya ngancem. Huh."
"Gak berani kan.......?" ejeknya. Juna menang, karena berhasil mengancam Nina.
"Om sih mainnya ancam-ancaman, ancam uang jajan lagi," Jeda Nina "Tanpa uang jajan apalah artinya Nina, om." Sambungnya mendramatis.
"Kalau udah nikah, gak perlu ada uang jajan."
"Diih, siapa bilang?" balas Nina tidak terima.
"Juna yang ganteng gak ada tandingannya itu yang bilang." Lagi-lagi Juna memuji-muji dirinya.
"Ganteng kalau dilihat lewat pipet jus." Ledek Nina kemudian langsung tertawa terbahak-bahak.
Juna mencubit pipi Nina untuk membalas perkataan Nina yang meledeknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Teacher My Husband (Revisi)
Romantizm# 5 in Romance - 12 Mei 2018 (Private 76 sampai End) Aku mencintainya sangat mencintainya namun lelaki itu adalah guruku sendiri ~ Nina Entah mengapa, perlahan aku mulai mencintainya. Aku mencintai Istriku yang juga adalah muridku sendiri ~ Reyhan