66

38.5K 1.9K 183
                                    

Ada yang masih nungguin??

Kalau ada thor bahagia deh 😊

Pingin tamatin cerita ini, tapi.........

Aduuuhh, dilema 😔

Thor masih nagih vote 1000-nya loh, karena part sebelumnya belum tembus 😢

Selamat membaca.

***

"Nina..." Panggil salah satu murid laki-laki dari arah belakang.

"Apa?" Balas Nina sarkastik setelah membalik tubuhnya dengan malas.

Entah kenapa hari ini Nina merasakan tubuhnya tidak fit seperti biasa. Apalagi ditambah dengan panggilan-panggilan yang entah sudah berapa kalinya. Dan yang lebih membuat Nina jengkel, semua panggilan itu hanya menyuruh Nina ke taman samping sekolah untuk bertemu dengan Andi. Cowok kurang ajar sekaligus berengsek yang sudah Nina cap buruk.

"Lo dicari Andi. Katanya lo disuruh ke taman samping sekolah." Sambung murid laki-laki itu.

Dengarkan? Lagi-lagi murid yang ada didepan Nina ini adalah suruhan seorang Andi.

Nina menarik nafas dan menghembuskannya pelan untuk menahan kejengkelannya. "Bilang sama kunyuk itu, gue gak minat ketemu sama dia!" Tegas Nina tajam dan mengintimidasi agar murid itu cepat enyah dari hadapannya.

Laki-laki itu meringis. Mendapati reaksi dari Nina membuatnya bergidik ngeri. "Ii..iya Nin." Balasnya terbata-bata. Lalu tanpa menunggu lama, ia pun pergi meninggalkan Nina cepat.

"Uuhh buang-buang waktu gue aja." Gerutunya kesal. kemudian melanjutkan langkahnya.

**

Sejak bel waktu istirahat, Nina berada di ruang UKS. Ternyata pusing dan mual yang ia rasakan sejak pagi tadi tidak juga berangsur sembuh. Padahal sebelum berangkat sekolah ia sudah meminum obat sakit kepala. Tetapi ternyata obat itu tidak manjur untuknya saat ini.

"Nin, mendingan lo pulang aja deh." Bujuk Amel.

Sejak jam pertama pembelajaran, Amel menyuruh Nina untuk pulang, namun Nina tetap menolak. Gadis itu beranggapan bahwa sakitnya itu hanya sesaat dan akan kembali sehat seperti sebelumnya.

"Iya Nina, mendingan lo istirahat dirumah aja gih." Sambung Cika lembut.

Dengan tubuh yang lemas, Nina pun akhirnya mengangguk mengiyakan. Sepertinya ia lebih baik beristirahat dirumah saja.

"Gue panggilin Dava ya, minta anterin lo pulang." Kata Amel. Kemudian membantu Nina bangun. "Cik, jagain bentar." Perintahnya. Lalu pergi meninggalkan Nina bersama dengan Cika.

"Semalam lo makan apa sih Nin?" Tanya Cika penasaran sambil menuntun Nina berjalan keluar dari UKS.

"Gak tau Cik." Balas Nina singkat. Karena memang hari ini Nina benar-benar merasa lemas tidak bertenaga.

"Amel mana sih, lama banget." Omel Cika ketika Amel tak kunjung datang. "Nah itu dia." Lanjutnya tiba-tiba begitu pandangannya menangkap sosok Amel berjalan kearahnya.

"Dava mana?" Sambung Cika bertanya karena Amel datang tidak bersama dengan Dava.

"Dava lagi dihukum bu Cinta. Dan bu Cinta melarang keras Dava untuk meninggalkan hukumannya." Terang Amel dengan wajah sebal.

"Ya udah gak papa, gue naik taxi aja." Putus Nina pasrah. Ketika tidak ada solusi lagi selain taxi.

Sebenarnya bisa saja Cika atau Amel yang mengantarnya, namun mereka khawatir nanti terjadi apa-apa dijalan, jika melihat kondisi Nina yang sangat lemah begitu.

My Teacher My Husband (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang