68

42K 1.9K 126
                                    

The music by: Sia~Helium


Akhirnya kelar juga.

Dari semalam sebenarnya udah selesai dan tinggal di publish, tapi hati aku sedikit berat buat ngepublishnya. Jadi setelah direvisi berkali-kali akhirnya partnya kelar juga.

Masih ada yang nungguin notif MTMH gak??

Part berikutnya aku update kalau votenya udah tembus 1000 ya.

Dan maaf jika part ini gak sesuai dengan harapan kalian.

Selamat membaca.

***

Reyhan kembali menatap sang mama. Lalu selanjutnya pemuda itu mengedarkan pandangannya menatap semua orang yang ada di ruangan itu.

"Kamu siapa?" Tanya Reyhan ketika matanya menangkap sosok asing disekitarnya.

Rudi yang mengerti pertanyaan yang dilontarkan Reyhan itu untuk siapa, lantas langsung menjawab. "Dia yang nolongin kamu Rey." Jelasnya kepada Reyhan. Bahkan mungkin kepada semuanya. Karena sepertinya belum ada yang mengetahu keberadaan laki-laki tersebut.

Seorang laki-laki muda yang menyelamatkan Reyhan ketika pesawatnya terjatuh ke laut. Dan untung saja pemuda itu seorang penyelam. Sehingga ia bisa membawa Reyhan berenang ketepian.

Setelah mendengar penjelasan sang papa, Reyhan lantas menyunggingkan senyum kepada laki-laki itu. "Terimakasi." Ucapnya ramah. Ia benar-benar berterimakasi dari lubuk hatinya, karena berkat laki-laki itu ia masih bisa hidup.

Reyhan kembali menatap Nina. Menatap gadisnya yang terlihat kusut dengan wajah lelahnya. "Hai," Sapanya dengan senyum hangatnya. "Aku nyakitin kamu lagi ya?" Sambungnya bertanya. Dengan perasaan menyesal telah membuat Nina seperti itu.

Namun dengan cepat Nina menggeleng. "Enggak." Sahutnya simpel. Nina harus terlihat baik-baik saja, agar Reyhan tidak merasa semakin bersalah.

"Kamu udah makan?" Tanya Reyhan.

Astaga, pertanyaan macam apa itu? Yang sakit adalah dia, bukan Nina. Jadi untuk apa laki-laki itu bertanya Nina sudah makan segala.

Nina diam. Untuk beberapa detik Nina tidak langsung menjawab. "Udah." Jawabnya didetik berikutnya. Nina terpaksa harus berbohong didepan Reyhan. Ia tidak ingin membuat Reyhan mengkhawatirkannya. Padahal yang sebenarnya sejak tadi tidak ada satupun makanan yang masuk kedalam perutnya.

Walaupun sebelumnya Nina dihadapkan dengan makanan. Tetapi ia tidak sempat memakannya. Karena ketika Nina akan melahap makanan yang ada dihadapannya, tiba-tiba Juna menelpon dan menyuruhnya untuk cepat datang keruang rawan Reyhan. Sehingga tidak ada waktu untuknya melahap makanan tersebut.

"Gak usah bohong." Balas Reyhan. Reyhan paling mengetahui jika suasana hati Nina tidak baik, maka gadis itu tidak akan pernah ingin menyentuh makanan sedikitpun.

Nina tersenyum. Berbohong kepada Reyhan itu tidak akan pernah berhasil. "Iya aku makan nanti." Balasnya meyakinkan.

"Permisi sebentar." Ucap salah seorang perawat yang sedang membawa perabotan obatnya. "Untuk memastikan tidak ada hal yang serius, pasien harus kami periksa kembali." Jelasnya, menerangkan kepada semua orang yang ada diruangan tersebut.

"Silahkan anda semua tunggu diluar dulu." Sambung perawat meminta. Bukan, lebih tepatnya mengusir secara halus.

"Baik sus." Sahut Rudi cepat. Mewakili semua orang yang ada disana begitu penjelasan sang perawat selesai.

My Teacher My Husband (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang