Nina perlahan menuruni tangga sambil mengucek-ucek matanya.
"Pagi sayang." Ucap seseorang setelah melihat keberadaan Nina dengan penampilan kas bangun tidurnya.
Nina yang masih dalam efek kantuknya samar-samar mendengar sapaan seseorang bersuara laki-laki tersebut.
"Papi?" gumamnya masih belum peka. Ia meluruskan pandangannya menatap seseorang yang sedang berdiri dihadapannya.
"Papi," panggil Nina girang dengan nada tingginya. Ia berlari kearah Juan (papinya) dan langsung memeluknya.
"Hiap." Menangkap tubuh putrinyanya "Papi kangen anak papi yang cantik."
"Papi Nina kangen." Ucapnya manja.
"Papi juga." Balas Juan.
"Ehem ehem, jadi Cuma papi aja nih yang dikangenin?" Tanya seorang wanita yang sedang menonton adegan Ayah dan Anak yang sedang berkangen-kangenan."
Nina mengurai pelukannya dan menoleh kesumber suara. "Mami, Nina kangen sama mami." Berlari kearah Desi (Maminya).
Desi merentangkan tangannya untuk menyambut pelukan rindu putrinya itu "Mami juga kangen banget sama anak manja mami." Memeluk erah Nina. "Kalau kangen kenapa gak pernah angkat telpon mami sama papi?" Tanya Desi.
Semenjak masuk sekolah umum, Nina tidak pernah ingin mengangkat telpon dari Juan ataupun Desi, meskipun ia sangan merindukan kedua orang tuanya itu. Nina sengaja melakukannya agar Juan dan Desi rindu kepadanya dan mereka berdua pulang kerumah untuk bertemu dengannya.
"Biar kalian pulang ngeliat keadaan Nina." Terangnya.
Juna yang melihat kebahagiaan dari wajah keponakannya itu tersenyum senang. Ia tahu bahwa keponakannya itu sangan merindukan kedua orang tuanya.
"Kok gak sekolah?" Tanya Desi yang kini sedang duduk disofa sambil merangkul Nina.
"Kan Nina di skors mi."
"Berapa hari?"
"Dua, besok udah bisa masuk."
"Besok gak usah nakal lagi." Pinta Desi.
"Iya mami." Balas Nina lembut. "oh ya, mami sama papi kapan pulangnya?"
"Semalam."
"Kok aku gak dibangunin?" protes Nina.
"Habis kamu tidurnya nyenyak banget." Sahut Juan.
"Tapi gak papa, yang penting mami sama papi udah dirumah gak sibuk kerja lagi."
Desi menatap Juan dan Juna. Ia sedikit sedih mendengar ucapan yang keluar dari putrinya.
"Maaf sayang." Ujar Juan mengelus rambut Nina yang ada dipelukan Desi.
"Iya Nina maafin. Yang penting papi sama mami gak pergi lagi." Harapannya.
"Tapi maaf sayang, mami sama papi gak lama dirumah, sekarang mami sama papi akan balik lagi ke jerman." Jelas Desi.
Nina mengurai pelukannya dan menatap Desi "Tapi Nina kan baru ketemu kalian." Jedanya "Apa gak bisa satu hari aja disini bareng Nina?" pinta Nina.
"Maaf sayang." Ucap Desi menyesal "Ini semua mami papi lakukan buat kamu."
"Nina gak butuh uang mi." ucap Nina dengan suara bergetar sambil menundukkan kepalanya .
"Kak please." Pinta Juna kepada Desi dan Juan.
Desi menarik nafas dan menghembuskannya pelan "sekali lagi mami minta maaf ya nak." Mengusap sudut matanya yang sedikit mengeluarkan cairan.
"Nina, sini nak." Menarik tubuh putrinya dan memeluknya "besok kalau papi sama mami udah gak sibuk lagi, kita pergi liburan deh." Bujuk Juan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Teacher My Husband (Revisi)
Romance# 5 in Romance - 12 Mei 2018 (Private 76 sampai End) Aku mencintainya sangat mencintainya namun lelaki itu adalah guruku sendiri ~ Nina Entah mengapa, perlahan aku mulai mencintainya. Aku mencintai Istriku yang juga adalah muridku sendiri ~ Reyhan