Selamat malam.
Selamat Hari Raya Idul Fitri bagi yang umat muslim.
Mohon maaf lahir dan batin 😙Kalau aku ada salah-salah sama kalian, mohon dimaafkan ya 😊🙏
Rencananya gak mau up kalau vote gak 1000, tapi berhubung besok lebaran, jadi aku baik hati deh 😆
Minta vote 1k-nya lagi ya.
Maaf jika part ini gak sesuai harapan.
Selamat membaca.
***
"Sayang pelan-pelan." Keluh Nina ketika Reyhan menenteng tangannya sembari berjalan cepat menjauh dari ruang ganti, yang menyebabkan Nina juga harus mengimbangi langkah cepat laki-laki itu.
Tetapi keluhan Nina seakan angin lalu. Reyhan hanya terus melangkah tanpa menggubris keluhan Nina kepadanya.
"Rey..." Gadis itu kembali merengek begitu Reyhan tidak menghiraukannya sama sekali.
Reyhan terus melangkah tanpa menoleh kearah Nina yang berjalan dilebakangnya. "Kamu ikut aku." Sahutnya memerintah. Seolah-olah sejak tadi Nina tidak mengikutinya.
"Iya sayang iya. Tapi jalannya pelan-pelan. Nanti baby kecapean." Ucap Nina lagi. Bahkan kini membawa-bawa bayinya untuk mempengaruhi Reyhan.
Mendengar Nina menyebut baby mereka, tentu saja hal itu membuat Reyhan mengurangi kecepatan langkahnya. Ia tidak ingin sampai bayinya kenapa-kenapa jika Nina kecapean.
Nina tersenyum, disaat merasakan langkah pelan lelakinya tersebut. Kemudian membalas genggaman tangan Reyhan. "Sayang mau kemana sih?" Nina mulai mempertanyakan kemana Reyhan akan membawanya.
Ya Tuhan. Ternyata laki-laki ini membawanya ke belakang tangga dekat ruang ganti tersebut.
"Apa?" Tanya Nina lembut begitu Reyhan sudah berdiri dihadapannya dengan tatapan campur aduk.
"Cantik." Kata pujian pertama Reyhan lontarkan. Bahkan lengkap dengan senyuman mautnya, yang selalu berhasil membuat Nina luluh lantah.
Sontak Nina memeluk tubuh kekar Reyhan. Menenggelamkan kepalanya didada bidang yang sangat nyaman itu. "Makasih suaminya akuh." Balas Nina dengan sikap dan suara manjanya. Memang pujian Reyhan terdengar sangat simpel. Tetapi itu cukup mampu membuat Nina berbunga-bunga.
"Ubah rencana ya." Tiba-tiba ucapan pujian Reyhan berubah haluan. Itu bukan pujian lagi. Malah terdengar seperti sebuah permintaan.
"Hhmm?" Gumam Nina. Disaat ia tidak mengerti apa maksud dan tujuan ucapan suaminya tersebut.
Reyhan mesti banyak-banyak bersabar. Ketika menyadari ucapan basa-basinya tidak mampu diterjemahkan oleh otak Nina. "Kalian gak usah terlalu romantis." Pinta Reyhan pelan dan ragu-ragu. Setidaknya kata itu bisa membuat Nina paham.
Untuk sesaat Nina mengernyit. Namun begitu memahami maksudnya, dengan cepat nina mengurai pelukannya. "Rey, jangan mulai lagi deh." Balas Nina dengan raut wajah dingin dan tatapan menolaknya.
Nina menolak. Yang membuat Reyhan pun tidak terima akan hal itu. "Kamu benar-benar nguji aku, yang." Ujar Reyhan tidak percaya.
"Udah ah, aku gak mau bahas ini lagi." Putus Nina. Dan menolak bujukan Reyhan mentah-mentah. Lalu melepas tangan Reyhan dari pinggangnya. Kemudian melangkah meninggalkan Reyhan begitu saja.
"Anin, aku belum selesai ngomong loh." Protes pemuda itu disaat sang istri tercinta mengacuhkannya kembali.
Tanpa menoleh, Nina pun menyahuti. "Aku gak mau pembahasan yang itu-itu diulang lagi, Reyhan." Ucap Nina, yang kini mulai geram dengan permintaan Reyhan saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Teacher My Husband (Revisi)
Romance# 5 in Romance - 12 Mei 2018 (Private 76 sampai End) Aku mencintainya sangat mencintainya namun lelaki itu adalah guruku sendiri ~ Nina Entah mengapa, perlahan aku mulai mencintainya. Aku mencintai Istriku yang juga adalah muridku sendiri ~ Reyhan