78

31K 1.5K 142
                                    

Selamat malam readers ku tersayang yang masih setia nungguin 😊😍

Maaf ya di part sebelumnya komentarnya gak bisa di balasin satu-satu.

Dan maaf juga karena hiatus lumayan lama 😆

Minta vote 1k-nya lagi ya.

Maaf jika part ini gak sesuai harapan kalian.

Selamat membaca.

***

"Lepasin gue! Lepasin gue brengsek!" Makian Nina tak hentinya terlontar disaat Intan dan Andi berdiri sambil tertawa menang dihadapannya.

"Lepasin? Enak aja." Sahut Intan acuh dengan senyum miringnya, yang sangat terlihat menjengkelkan dimata Nina.

Nina menajamkan matanya. "Lo emang cowok yang gak bisa dipercaya, Andi." Desis Nina kesal. "Cowok berengsek ya bakalan tetep jadi cowok brengsek!!" Lanjutnya memaki dengan nada menajam.

Anggap saja kesabaran seorang Nina Juanis sudah benar-benar habis disaat kepercayaan yang ia berikan disalah artikan. Bagaimana tidak, pasalnya Nina mengira Andi sudah berubah, dan fure ingin meminta maaf kepadanya. Namun lihatlah, ternyata tidak! Pemuda itu malah memiliki niatan jahat kepadanya.

Nina kembali merutuki dirinya yang terlalu cepat mempercayai Andi. Terlebih lagi ia dengan gamblangnya ikut ketika Andi mengajaknya kesuatu tempat tanpa ada pikiran negatif sedikit pun.

Flashback on.

"Nin..." Panggil Andi yang saat ini duduk disebelah Nina.

Disaat Nina mendadak terpisah dengan Reyhan, karena laki-laki itu mendapat telpon dari Rudi untuk bertemu dengan rekan bisnisnya, Nina terpaksa harus mencari keberadaan kedua sahabatnya yaitu Cika dan Amel.

Tetapi apesnya belum sempat ia bertemu dengan keduanya, Nina lebih dulu bertemu dengan Andi. Pemuda yang saat itu berada tak jauh darinya.

"Hhmm?" Gumam Nina menyahuti. Karena saat ini sibuk meneguk minuman ditangannya yang sebelumnya diberikan oleh Andi.

"Gue suka sama lo."

Deg?! Dalam sekejap pernyataan mendadak Andi membuat Nina langsung menyemburkan air yang belum sempat ia telan.

Nina membisu. Ia tidak tahu harus merespon apa. Mendapatkan pengakuan Cinta dari seseorang secara mendadak seperti ini membuatnya sedikit bingung.

Andi tersenyum. "Lo gak perlu jawab sekarang, lo pikir-pikir aja dulu." Sambung Andi cepat ditengah keterdiaman Nina.

Namun ucapan Andi selanjutnya membuat Nina sedikit rileks. Gadis itu kemudian menoleh kearah Andi dengan senyum sedikit kaku. Ngapain harus pikir-pikir dulu? Toh pada akhirnya ia tetap akan menolak. Tapi what ever-lah, ia akan berpura-pura berfikir. Untuk menghargai.

Hening...

Setelah pengakuan Cinta Andi, tidak ada interaksi lagi diantara kedua remaja tersebut.

Hingga perlahan Andi kembali bersuara. "Nin, lo ikut gue yuk. Gue mau nunjukin sesuatu sama lo." Ujar Andi kemudian.

Dan lagi-lagi Nina sontak dibuat bingung. Apalagi nih?? Nina belum siapa. Apa Andi akan memberikannya kejutan lagi? Oh astaga, Nina kembali dibuat tidak enak, jika memang ada kejutan lagi.

"Kemana?"

Bukannya menjawab pertanyaan, Andi malah tersenyum sangat manis. "Lo ikut gue aja yuk." Pintanya dengan lembut.

Nina menggaruk tengguknya yng tidak gatal. Ingin menolak. Namun gadis itu pun tak enak hati jika harus menolak. So, ia terpaksa harus mengangguk, mengiyakan permintaan Andi.

My Teacher My Husband (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang