Yyyeeeiiii update lagi 😊
Mau tanya nih, kalau MTMH dibuat versi cetaknya kira-kira ada yang tertarik gak ya???
Yuk jangan lupa klik Bintang di pojok bawah ya.
Maaf jika part ini gak sesuai harapan.
Selamat membaca.
***
Hari ini Reyhan kembali tidak datang kesekolah untuk bekerja. Akibat tubuhnya belum bisa di ajak kompromi. Yang pada akhirnya membuat Reyhan hanya bisa berada di atas tempat tidur saja.
Ditambah lagi ini efek perbuatannya semalam. Ketika ia ingin menyentuh Nina, namun yang terjadi malah membuat dirinya celaka, yang menyebabkan jahitan ditubuhnya sedikit menganga.
Meskipun Reyhan tidak bisa pergi bekerja seperti biasanya, namun ia masih bisa bekerja di rumah. Lebih tepatnya bekerja di atas ranjang. Bahkan sejak tadi pemuda itu sudah asik berkutat dengan tab-nya. Memeriksa sederetan pekerjaan yang terbengkalai cukup lama akibat kecelakaan yang ia alami. Yang membuat Reyhan juga harus mengatur ulang jadwal pertemuan dengan relasi bisnisnya.
Ditengah kesibukkannya membaca email-email yang masuk, tiba-tiba saja terdengar seseorang mengetuk pintu kamarnya dari luar.
"Masuk! Gak dikunci." Teriaknya mengintrupsi tanpa mengalihkan mata dari layar tab miliknya.
Selang beberapa detik, pintu pun terbuka. Menampilkan wajah seorang laki-laki dan seorang wanita yang amat sangat Reyhan kenali.
"Ooow...jadi ini kerjaannya orang sakit." Sindir Juna, begitu pintu terbuka dan melihat Reyhan sibuk bermain dengan tab-nya.
Reyhan yang mengetahui dengan jelas suara itu milik siapa, lantas mendongak cepat. Dan benar saja! Reyhan menangkap sosok Juna dan Sonya yang kini berdiri diambang pintu sedang menatapnya bersamaan.
"Ngapain lo pagi-pagi kesini?" Tanya Reyhan dengan raut wajah malas, dan tanpa memperdulikan ucapan Juna sebelumnya.
Walau Reyhan menyambutnya dengan rona wajah tidak welcome, namun Juna tetap melangkah menghampirinya dengan riang. "Gak ada syukur banget lo dijengukin sama om sendiri." Protes Juna. Kemudian disusul oleh Sonya yang ikut berjalan dibelakangnya.
"Hai, Rey." Sapa Sonya lembut disertai senyuman manis, begitu ia berada didekat Reyhan.
Mendengar sapaan Sonya, Reyhan beralih menatapnya. "Hai juga." Jeda Reyhan. Lalu kembali menatap Juna. "Terus lo kesini bawain gue apa?" Tagih pemuda itu meminta buah tangan.
Namun dengan santainya Juna menyahuti. "Bawa senyum manis gue." Sahutnya cepat, disertai dengan senyum menjijikkan menurut Reyhan.
Dan membuat Reyhan mencebik menatapnya dengan malas. "Makin sakit gue kalau itu." Ejeknya.
Seperti bukan menjadi rahasia publik lagi, jika Reyhan dan Juna dipertemukan sudah pasti akan saling mengejek satu sama lain.
Sonya yang keberadaan sejak tadi seperti terabaikan, mulai bersuara. "Rey, keadaan kamu bagaimana?" Tanyanya, menyelipkan diri dalam obrolan kedua pemuda itu.
Belum puas saling membuli dengan Juna, Reyhan kembali mengarahkan bola matanya kepada Sonya yang duduk di tepi ranjang. "Aku udah baikan Soy." Jelas Reyhan.
"Syukur deh." Balas wanita itu lembut. "Kemarin aku panik banget pas tahu pesawat kamu jatuh. Apalagi waktu Juna bilang kalau kamu belum ditemukan." Papar Sonya, menunjukkan kekhawatirannya dengan nyata.
Mengetahui Sonya mengkhawatirkannya, Reyhan hanya bisa memberikan senyum terimakasihnya. "Terimakasi Soy, karena kamu masih khawatir dengan keadaan ku." Balas Reyhan sedikit sungkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Teacher My Husband (Revisi)
Romance# 5 in Romance - 12 Mei 2018 (Private 76 sampai End) Aku mencintainya sangat mencintainya namun lelaki itu adalah guruku sendiri ~ Nina Entah mengapa, perlahan aku mulai mencintainya. Aku mencintai Istriku yang juga adalah muridku sendiri ~ Reyhan